Dia pun menyebut, sudah tidak layak lagi masuk dalam jajaran pengurus tim pemenangan Capres-Cawapres.
"Saya baru dengar beritanya dan mungkin saya tidak layak lagi karena sudah tua," kata Hendropriyono kepada Tribun Network.
Purnawirawan Jenderal TNI ini mengaku ingin tetap berdiri di tengah kaum kebangsaan.
Apalagi, Hendropriyono menyebut, kelompok itu kini berada di dua kubu yakni Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran.
Dia juga manaruh harapan bahwa kelompok kebangsaan itu bisa bersatu untuk memimpin Bangsa.
"Saya ingin tetap berdiri diaspirasi kaum kebangsaan yang kebetulan ada di dua kubu itu, GAMA (Ganjar-Mahfud) dan PRAGIB (Prabowo-Gibran) yang saya harapkan bisa bersatu padu memimpin bangsa kita ini," ucapnya.
Pria kelahiran Yogyakarta 78 tahun lalu ini, mengatakan tak ingin ingin terlibat dalam persaingan antara kaum nasionalis.
Sehingga, dia kini terus berusaha menyadarkan, agar kedua kubu pasangan capres-cawapres itu bisa bergabung.
"Mendahulukan kepentingan bangsa daripada dirinya sendiri," sambung Hendropriyono.
Meski begitu, Hendropriyono menyadsri bahwa kini kelompok nasionalis yang dimaksudkannya itu sudah terlanjur berjalan sendiri-sendiri.
Sehingga, dia akan memegang penuh prinsip untuk tetap mendukung, tapi dalam aspek moral di Pilpres 2024.
Hal itu, ditegaskan Hendropriyono, bahwa dirinya tak ingin berpihak pada salah satu pasangan capres-cawapres.
Baik, sebagai pendukung Ganjar-Mahfud maupun Prabowo-Gibran.
"Tidak mau mendukung secara fisik salah satu kubu," tegasnya.