Jadi sebelum diumumkan oleh Pak Surya Paloh apa yang Abang rasakan terkejut kah, surprise gitu?
Kaget, benar-benar kaget karena jujur saja enggak pernah kebayang kalau sampai titik ini sampai maju terdaftar di KPU hal yang sangat luar biasa lah. Dan aku sebagai anak saya juga sangat terkagum oleh pencapaian ini.
Tapi pada saat di dideklarasikan itu sudah kebayang ini ke depannya pasti akan berubah. Pasti banyak hal yang beda nih dari sebelumnya jadi kita siap-siaplah.
Dan ternyata betul ya banyak hal yang berubah?
Ya sudah banyak hal yang berubah.
Setelah Abah dideklarasikan oleh Partai NasDem dan Pak Surya Paloh apakah Abah cerita kemudian kepada keluarga terutama mengenai cerita bisa running di pencalonan presiden?
Memang Abang itu sangat terbuka transparan juga tapi emang diceritakan di waktu yang tepat. Enggak mungkin langsung menceritakan hal yang belum pasti itu enggak mungkin.
Biasanya itu ya setelah terjadi baru di ceritakan misalkan kenapa tiba-tiba akhirnya dengan Pak Muhaimin ya kita baru tahu setelahnya gitu setelah dideklarasikan.
Jadi memang sesuatu yang belum pasti tidak diceritakan kepada keluarga dan ya sebenarnya ternyata setelah diceritakan memang untuk Abahnya juga kaget gitu tiba-tiba dengan Pak Muhaimin.
Tadi kan diceritakan bahwa Abah ini pernah jadi menteri, pernah jadi gubernur dan sekarang sebagai Calon Presiden tapi kalau kita mau jujur semenjak Abah menjadi gubernur itu selalu tertempel stigma sebagai Bapak politik identitas. Anda merasa terganggu dengan sebutan itu?
Balik lagi lah orang boleh berpendapat ya mereka bisa ngomong apa aja tentang siapa aja ya dan kita balik lagi ke kenyataan karena Pak Anies enggak bisa milih pendukungnya siapa. Walaupun dia mendukung ya diterima karena ini hal yang positif kan.
Nah stigma yang diberikan Pak Anies kenyataannya itu bukan seperti itu bukannya Pak Anies memihak pada satu kelompok tapi terbukti selama 5 tahun menjabat jadi gubernur sudah memfasilitasi untuk semua golongan.
Misalkan untuk agama politik identitas tuh mengarah ke Islam kan. Tapi mesin kremasi pertama di Jakarta dibangun oleh Pak Anies sebelumnya kalau mau kremasi harus pergi ke Bali dulu tapi sekarang di Jawa sudah ada di Jakarta.
Jadi banyak juga kegiatan-kegiatan seperti Natal itu difasilitasi oleh Pemprov DKI Jakarta dan terbukti kalau Pak Anies itu tidak memihak pada satu golongan tertentu saja.
Kalau ada orang yang menghujat yang menghina memberi label apapun ya kita balik lagi ke kenyataan, kalau kenyataannya enggak seperti itu yasudah.
Tapi Bapak pernah enggak ngobrolin soal itu kepada keluarga mengenai stigma mendukung kelompok intoleran atau soal Bapak politik identitas pernah enggak ngobrolin dengan keluarga?
Enggak sih maksudnya kayak di mata kita enggak pernah jadi masalah juga gitu. (Tribun Network/Reynas Abdila)