TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan menyinggung perjuangan pendiri bangsa saat, berkunjung ke Rumah Pengasingan Bung Karno di Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Rabu (6/12/2023).
Anies mengajak semua pihak untuk kembali pada cita-cita pendiri bangsa untuk menghadirkan keadilan sosial.
"Hari ini ke Bengkulu mampir ke tempat Bung Karno tinggal dari tahun 38 sampai 42, kita ingin mengingatkan diri kami sendiri dan semuanya. Mari kita kembali pada cita-cita awal para pendiri Republik ini, mereka mendirikan Republik untuk menghadirkan keadilan sosial,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Tribun, Jumat (8/12/2023).
Anies juga merefleksikan diri saat berkunjung ke tempat itu dan kagum pada sejarah para pendiri bangsa.
Ia menyebut Indonesia didirikan oleh para pribadi yang terdidik, para intelektual, cendekiawan yang memiliki pola pikir dan pengalaman hidup yang luar biasa.
"Mereka mengalami penindasan, mereka mengalami penahanan, dan mereka memiliki wawasan luas,” ucapnya.
“Sementara mereka adalah anak-anak kaum berada dan mereka mendirikan Republik untuk semua bukan untuk anaknya, bukan untuk kemenakannya, bukan untuk golongannya, tapi untuk semua,” sambung dia.
Dalam kunjungan tersebut, Anies berkomitmen melestarikan dan mengembangkan berbagai destinasi sejarah di Indonesia.
Dirinya berjanji melakukan perbaikan dan inovasi agar tempat sejarah seperti Rumah Penahanan Bung Karno menarik untuk dikunjungi.
"Komitmen bahwa kami (jika) sudah diamanati maka tempat-tempat ini akan dirawat akan dikembangkan dan dibuat menjadi lebih menarik supaya lebih banyak lagi anak-anak muda yang berkesempatan untuk belajar,” kata Anies.
Reaksi kubu Prabowo-Gibran
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah angkat bicara soal sindiran Anies.
Menurutnya, sejak zaman Presiden RI ke-1, Ir Soekarno atau Bung Karno, memperjuangkan Indonesia di mata dunia dengan mendirikan partai politik.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini mengatakan, anak-anak dan cucu Bung Karno kini menjadi pengurus partai politik.
Artinya, semua pihak yang ingin membangun bangsa ini harus memiliki kendaraan politik.