"Tapi kembali lagi untuk menghindari konflik of interest, moral, dilema dan lain-lain, ya intinya saya akan, apabila saya berpolitik itu nanti setelah bapak selesai," jelas Alam.
Alam pun mengungkapkan, jika dirinya juga merasa nyaman dengan orang-orang politik dan budayawan yang ada di lingkaran sang ayah, Ganjar Pranowo.
Meski tertarik dalam politik, Alam kini tak ikut dalam organisasi intra maupun ekstra di Kampusnya, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dia kini fokus di organisasi Fakultas Teknis UGM dan E-sport.
Dia mengatakan, bahwa alasannya terjun di E-sport karena ada peluang bisnis yang besar di sana. Sehingga, menunjangnya untuk karier dan profesional.
Berikut petikan wawancara khusus Alam Ganjar dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra terkait karier politik serta pandangannya tentang politik terkini:
Baca juga: Sandiaga Sebut Ganjar Sosok Jokowi 3.0, Nusron Wahid: Pak Jokowi Bukan Petugas Partai
Mas Alam, beberapa waktu Ibu anda dalam wawancara dengan saya, Ibu Siti Atikoh, bahwa beliau lebih suka anda menjadi seorang profesional. Ketimbang seorang politisi?
Kalau untuk berkarier dan mencari uang arahannya sudah tepat sih, saya akan fokus di bisnis sebagai profesional, atau wirausahawan, tapi tidak menutup kemungkinan untuk berpolitik, karena kembali lagi politik itu menurut saya adalah tempat untuk mengabdi, saat saya sudah merasa cukup untuk bisa menghidupi anak cucu nanti, dimasa pensiun itu kayanya penutupan terakhir pengabdian, akan berpolitik.
Tapi Mas Alam sendiri punya bakat atau talent di dunia politik enggak. Atau merasa telentnya di dunia profesional, itu kan salah satu tuntutan hidup ya, tapi di luar itu sebenarnya anda merasa paling anda berada di mana,di politik ada telent nggak. Kan biasanya kan orang itu buah tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya. Nah Bapakmu kan seorang politisi sejak muda. anda merasa punya
soul (jiwa) di politik nggak?
Nah, kalau soul mungkin bisa dijawab, iya. Tapi kalau talent susah untuk menilai apalagi diri sendiri ya.
Tapi saya sedikit banyak bantu Balam dari diskusi dan lain-lain juga, itu merasa cukup tertarik dan nyaman gitu.
tapi kembali lagi untuk menghindari konflik of interest, moral, dilema dan lain-lain, ya intinya saya akan, apabila saya berpolitik itu nanti setelah Bapak selesai.
Pokoknya menghindari saya dan benturan kepentingan dan menjabat di waktu yang sama. Menghindari hal itu, tapi kembali lagi kalau soal telent ya mungkin ga udah di carilah, mungkin orang lain lebih paham betul paham, jauh lebih bisa melihat talenta saya.
Nah, selama ini kan Mas Alam sudah bergaul dengan orang-orang politik, karena tamu-tamunya bapak itu pasti banyak lah. Aktivis, orang politik, apakah selama ini anda merasa nyaman berkomunikasi dengan teman-teman bapak yang para politisi itu? Karena ada kan anak yang enggak nyaman gitu. Atau malah justru nyaman bergaul dengan teman bapak yang seniman gitu misalnya Pak Butet. Anda merasa nyaman enggak berkomunikasi dengan teman Bapak yang para politisi?