Mas, Ayah kan 10 tahun jadi gubernur, sebagai gubernur tentu ini mempunyai otoritas/kekuasaan. Sebagai anak Gubernur pernahkah anda didekati seseorang, sekelompok orang untuk meminta fasilitas kepada bapak lewat Anda?
Wow, beberapa kali lah ya. Sering sih enggak. Dari awal itu, sebenarnya dari awal sudah ada, cuman fasenya beda-beda ya. karena kan pertama saya SD, SMP, SMA itu level permintaannya beda-beda.
Mungkin pas SD, Mas Alam masih kecil ya, Mas Alam, itu saya ada yang belum dapat pekerjaan atau apa gitu, tapi dari awal emang semuanya mental, karena saya kayak 'apa sih'.
Mencoba untuk menyamakan prinsip dengan Bapak gitu pokoknya yang intinya ada konflik of Interest dan itu melewati koridor batasan yang baik secara hukum, itu enggak dulu deh. Tapi akhirnya seiring berjalannya waktu itulah ini semakin terskalanya sampai titip proyek segala macam begitu. Tapi mental semua
Tapi apa terkait dengan orang yang seperti itu apa yang anda lakukan langsung ditolak atau ngomong dulu ke Ayah atau?
Enggak, entertain dulu lah ya. Kita kan pebisnis juga, entertain dulu. 'Oh ya, gimana-gimana', namanya juga setiap jaringan itu jaringan yang bagus. Jadi saya tetap jaga komunikasinya tapi ya penolakan sedikit diplomatik, tapi apabila yang saya lihatnya waduh ini Kok rambunya enggak terlalu kelihatan antara bagian buruk, baru saya sampaikan ke Bapak.
Kalau yang udah kelihatan rambu dari awal, enggak saya sampaikan.
Mas, anda hidup 21 tahun ini, kapan anda membayangkan Bapak saya ini pasti nanti karirnya akan meningkat lalu tidak tertutup kemungkinan akan menjadi seorang RI 1. pada saat kapan anda itu, kan Ganjar ini disebut-sebut sebagai talen kuat di ini kan sudah lama sebenarnya. sudah lama banget gitu. 2-3 tahun yang lalu. Kapan anda merasakan bahwa Bapak ini kayaknya bakal moncer?
Kayanya enggak pernah kepikiran sama sekali, karena kalau saya sendiri membayangkan tuh di saat kita bisa memikirkan hal seperti itu, berarti pertama adanya rasa keinginan dan rasa keinginan ini kalau tidak dikendalikan bahaya. Kita ingin ini-ini terus, bisa naik level, naik level itu sampai ngawur-ngauran itu lah.
Itu dari awal sudah tertanam di saya, jadi memang dari awal ya saya ikuti saja alurnya sesuai yang Bapak inginkan dan arah geraknya Bapak seperti apa, dari awal juga ada pikirannya.
Karena logikanya ya seorang politisi anggota DPR lalu jadi Bupati, Walikota, Gubernur ya atasnya mesti kan gitu kan seseorang pasti kepingin naik kelas, tapi anda tadi dari jawaban anda anda tidak pernah memikirkan itu karena nanti akan menjadi keinginan gitu ya?
Karena kalau misalkan itu juga langsung halnya ke saya ya, mungkin itu bisa jadi kepikiran, tapi kalau ke Bapak, ya udah Bapak rencananya seperti apa itu juga silakan saja. jadi memang enggak ada kepikiran nanti ya.
Mas, apakah bapak dulu juga politisi sejak muda ya, dua kali jadi anggota DPR, dua kali jadi gubernur. Sekarang ini anda sekarang umur 21 tahun. Apakah anda merasa bahwa perhatian orang tua karena dia berhikmat di politik menjadi sedikit. Karena ibu mengikuti juga sebagai istri?
Kalau perhatian enggak (kurang), karena bapak dan ibu luar biasa dalam mengalokasikan waktu, jadi kalau bisa berkomunikasi, berkomunikasi, dan perhatiannta tidak pernah kurang sesimpel misalnya kalau Bapak jarang pulang, dan Bapak itu selama ini enggak pernah absen ambil rapot ku.
SD-SMA terus, enggak pernah absen. Dari situ saya merasa memang perhatiannya tidak pernah kurang, mungkin yang kurang itu kehadiran secara fisik, tapi yang lainnya enggak.
Sebagai seorang muda, mahasiswa, apakah anda mengikuti perkembangan politik di tanah air itu di day by day, lewat apa Mas?
Iya, lewat Tribun. Lewat portal berita dan sosial media juga.
Kalau boleh tau dalam satu bulan terakhir ini, isu apa yang paling menarik perhatian anda isu politik dan lainnya boleh isu luar negeri juga boleh, isu Palestina boleh, perang Ukraina-Rusia boleh. Dalam sebulan terakhir?
Karena mungkin yang paling baru ya, Rohingya sih.
Itu paling baru, jadi satu bulan terakhir.
Ada ngikuti apa pemberitaan atau perkembangan Rohingya?
Muncul terus ya jadi secara tidak langsung mengikut.
Selain Rohingya Mas, Palestina apakah tertarik juga mengikuti konflik di Gaza?
Palestina juga, tapi karena memang yang Rohingnya tersebut.
Kalau soal situasi dalam negeri misalkan, asam sulfat atau belimbing sayur itu gimana? atau dibaca sekadarnya aja gitu?
Ya lewat aja. ha-ha-ha. (Tribun Network/Yuda)
Mari saksikan video wawancaranya.