Undecided Voters Bisa Jadi Penentu
Harian Kompas menulis tidak seperti biasanya, pemilihan presiden semakin dekat namun kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters justru semakin meningkat.
Kelompok undecided voters dalam survei terdiri dari akumulasi jawaban responden yang menjawab tidak ada, tidak tahu, atau rahasia.
Pada survei November, responden yang menjawab tidak tahu terkait elektabilitas tiga calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, terakumulasi 24,9 persen.
Padahal, pada Juni hanya 18 persen dan pada Agustus bahkan mengecil lagi menjadi 15,4 persen.
Membesarnya kelompok ini berarti semakin banyak yang tidak mengetahui atau belum meyakini harus menjawab.
Bisa juga disebabkan kian banyak responden yang merahasiakan pilihannya karena khawatir atau takut.
Apabila kemungkinan pertama yang terjadi, tugas para kandidat dan tim kampanye untuk lebih meyakinkan pemilih bahwa pasangan capres-cawapres merekalah yang paling memberikan harapan lebih baik dan layak dipilih.
Meyakinkan undecided voters tidaklah mudah karena mereka umumnya justru pemilih yang berusia matang, kritis, dan memiliki banyak tuntutan.
Mereka ini sangat cermat memilih karena itu pula mereka menentukan pilihan di saat-saat akhir.
Debat menjadi sarana yang biasanya diandalkan mereka untuk menentukan pilihan.
Pasangan capres-cawapres yang tampil meyakinkanlah yang bisa meyakinkan mereka menjatuhkan pilihan.
Perwakilan tiga koalisi peserta pilpres tampil dalam debat bertajuk Arah dan Wajah Pasar Modal Indonesia 2024 yang diselenggarakan Kontan dan Bareksa di Jakarta, Kamis (9/11/2023) malam.
Fenomena ini sesungguhnya menggembirakan karena berarti semakin banyak pemilih yang rasional, bukan emosional, dan cermat memilih yang terbaik dari kandidat yang tersedia.