Bukan memilih atas dasar pokoknya kandidat tertentu.
Kemungkinan lain, fenomena ini muncul karena banyak yang masih sangat merahasiakan pilihannya.
Mereka merasa tidak aman.
Apabila ini yang terjadi, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) perlu lebih memastikan pemilu berjalan bebas, tidak ada intimidasi dari pihak mana pun.
Lebih berbahaya lagi ketika kelompok ini menunjukkan apatisme dengan pemilu kali ini karena merasa tidak ada pilihan yang baik atau suasana pemilu yang tidak nyaman.
Mereka memutuskan untuk tidak memilih atau tidak datang ke tempat pemungutan suara.
Apabila kondisi ini tidak bisa diatasi tentu akan mencoreng Komisi Pemilihan Umum (KPU) kali ini sebagai penyelenggara pemilu yang gagal.
Kelompok undecided voters tidak bisa diremehkan.
Mereka justru akan menjadi penentu pemilu.
Penyelenggara, terlebih peserta pemilu, yaitu para kandidat capres-cawapres ataupun partai politik sangat perlu memperhitungkannya.
Sumber: Harian Kompas/Kompas.com