TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyatakan, alokasi pupuk bersubsidi perlu ditambah untuk mengatasi kelangkaan pupuk yang menyebabkan harganya mahal.
Menurut Ganjar, penanambahan subsidi juga untuk meningkatkan produktivitas di tingkat petani dan menjaga produksi petani nasional.
"Satu subsidinya ditambah, alokasinya ditambah terus memudahkan cara akses tadi itu yang sekarang harus diperbaiki," ujar Ganjar usai acara Sedulur Tani Sukoharjo di Desa Karangwuni, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (26/12/2023).
Selain itu untuk memastikan petani mendapatkan haknya, Ganjar memaparkan bahwa salah satunya dengan menggunakan Kartu Tani.
Ganjar menjelaskan, Kartu Tani adalah identitas penting yang harus dimiliki petani jika ingin mendapatkan bantuan dan terdaftar sebagai penerima pupuk bersubsidi.
Oleh sebab itu, Ganjar berkomitmen untuk memperbaiki sistem pendataan petani dengan Satu Data Indonesia.
"Kartu Tani itu adalah data. Kartu Tani itu untuk mengidentifikasi profil petani. Lahannya berapa, apakah dia pemilik, apakah buruh tani itu data sebenarnya salah satunya untuk akses pupuk," jelas Ganjar.
"Inilah satu data petani Indonesia mesti kita perbaiki, kalau tidak ya selalu seperti ini kejar-kejaran terus," sambung Ganjar.
Untuk menegaskan itu, Ganjar bersama Cawapres Mahfud MD menggagas program KTP Sakti.
Baca juga: Prabowo Sentil Ganjar Terkait Kartu Tani yang Bikin Petani Jateng Sulit Dapat Pupuk Subsidi
Dengan program itu, kata Ganjar, rakyat yang berhak menerima bantuan nantinya akan lebih mudah terdata dan lebih tepat sasaran. Penyalurannya pun juga akan lebih cepat.
"Dengan identitas itu tinggal kita overlay datanya, sistemnya membaca, sehingga satu data Indonesia mesti dipraktikkan, nanti dipilah sesuai klaster yang ada," ucap Ganjar.
Keluhkan Alokasi Pupuk Bersubsidi Lewat Kartu Tani
Petani mengeluhkan alokasi pupuk bersubsidi Kartu Tani yang jumlahnya terbatas sehingga petani terpaksa membeli pupuk mahal saat jatahnya habis.
Hal tersebut membuat petani mengalami kesulitan. Demikian diungkapkan petani dalam kegiatan forum warga mingguan musyawarah Reboan.
Wakil Sekjen Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) Azmi Majid mengatakan petani yang memiliki kartu tersebut membeli pupuk berdasarkan kuota pupuk bersubsidi yang dapat dibelinya.