TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jejaring relawan Jarwo Center Indonesia di wilayah Banten mempersiapkan pemenangan jelang pelaksanaan Pilpres 14 Februari 2024.
"Kami ingatkan, jangan sepelekan peringatan yang marak di masyarakat terkait adanya gejala mencurangi Pilpres maupun Pileg dari pihak-pihak tertentu," kata Ketua Umum Jarwo Center Indonesia (JCI), Budi Mulyawan saat menggelar nonton bareng (Nobar) Milenial dan Gen Z untuk film "Budi Pekerti" di Theater Cinepolis Mall of Serang, Kota Serang, Banten, Jumat (19/01/2024).
Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Yakin Pilpres 2024 Bakal Terjadi Dua Putaran
"Jika tetap nekat melakukan Pemilu curang, kami khawatir akan memantik kekecewaan masyarakat," kata Budi Mulyawan, yang akrab disapa Cepi.
Cepi menyampaikan peringatan kerasnya itu di depan pengurus relawan "Aing Jarwo Banten", selaku penyelenggara Nobar "Budi Pekerti" di Banten.
Baca juga: Film Budi Pekerti Tayang Perdana di Malaysia Hari Ini Kamis, 18 Januari 2024
Dirinya bersama pengurus Jarwo Center Indonesia sengaja datang di Banten, meresmikan Nobar dihelat relawan di bawah naunggan JCI.
Antusiasme milenial Banten tak terbendung menyaksikan film bertemakan pesan moral tentang pentingnya generasi muda mewarisi mental budi pekerti yang merupakan khas budaya Indonesia.
Nampak hadir kader unggulan Srikandi PDI Perjuangan Banten, Nia Purnamasari, SPd, yang juga maju Caleg DPRD Banten dari Dapil Kota Serang.
"Pesan moral pentingnya budi pekerti di film ini, juga kita tujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam Pilpres 2024, termasuk penyelenggara pemilu," kata Ketua "Aing Jarwo Banten," ujar Yusvin Karuyan.
Yusvin berkeyakinan masyarakat Banten, termasuk kalangan milenial semakin sadar untuk kritis menghadapi kemungkinan adanya kecurangan, terutama saat menghadapi pencoblosan dan pengumpulan data saat Pemilu nanti.
"Kami sangat optimistis jika tidak terjadi kecurangan, pasangan nomor urut 03 Ganjar-Mahfud akan menang di Banten. Apalagi, Pak Cawapres ketika ikut hadir di acara HUT ke 51, PDI Perjuangan terkesan mendukung Ganjar-Mahfud," kata Yusvin.
Cepi mengaku prihatin mencermati suhu politik yang semakin panas menjelang Pemilu serentak 14 Februari 2024.
Apalagi, kata dia, keresahan efek politik pemilu yang kurang sehat semakin menumpuk.
Sementara dugaan kecurangan-kecurangan terus bermunculan.
"Belum lagi, Bansos di banyak daerah dimanfaatkan untuk alat kampanye. Ditambah lagi pelanggaran menggerakkan aparat pemerintah paling bawah, yakni lurah-lurah untuk jadi mesin politik memenangkan paslon tertentu," ungkap Cepi.
Baca juga: Lembaga Survei Kredibel yang Akurat Jadi Rujukan Pilpres 2024