Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah jelaskan penyebab hasil hitung cepat Pilpres 2024, suara Ganjar Pranowo tak sesuai dengan suara partai pengusungnya.
Menurut Dedi hal itu dikarenakan pemilih PDIP dan PPP tak sepenuhnya memilih Ganjar di Pilpres 2024.
"Yang paling mungkin terjadi adalah tidak semua pemilih PDI Perjuangan itu memilih Ganjar Pranowo. Yang kedua tentu adalah PPP," kata Dedi dihubungi Kamis (15/2/2024).
Ia melanjutkan bahwa dalam surveinya pemilih Partai Persatuan Pembangunan memang tak sepenuhnya memilih Ganjar Pranowo.
"Memang suara yang ke Ganjar Pranowo termasuk yang minim. Karena pemilih terbesar PPP adalah Prabowo Subianto. Lalu Anies Baswedan, baru ke Ganjar pranowo," jelasnya.
Sementara itu, kata Dedi untuk suara pemilih Perindo dan Hanura solid memilih Ganjar Pranowo.
"Tetapi untuk Perindo dan Hanura. Saya kira memang dalam survei sudah cukup solid ke Ganjar Pranowo," tegasnya.
Sebagai informasi berikut di bawah ini perolehan sementara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 dilakukan Litbang Kompas dengan cakupan data 71,65 persen.
PDI-P (16,96 persen), Partai Hanura (0,66 persen), Perindo (1,35 persen), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) (3,68 persen).
Sementara itu untuk perolehanan suara Pilpres 2024 dari hitung cepat Litbang Kompas pada Rabu (14/2/2024) malam.
Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul 58,73 persen. Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 25,10 persen.
Baca juga: Ganjar, Mahfud, Megawati hingga Ketum Parpol Pendukung Gelar Rapat Tertutup di High End
Terakhir pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan 16,17 persen.