Ketum Gempita meminta masukan dan arahan atas program besar Gempita ke depan, agar linier dengan program Paguyuban Solidaritas Nasional menuju Indonesia Emas 2045.
“Lima tahun ke depan, kami akan concern terhadap tiga program besar,” kata Alfonso yang juga pemilik jaringan media itu.
Pertama, fokus pada bidang pendidikan dan pelatihan kewirausahaan (entrepreneurship) generasi muda. Kedua, memberi apresiasi atas prestasi generasi muda Indonesia baik di kancah nasional, regional, maupun internasional. Ketiga, membangun data-base kepemudaan berbasis kewirausahaan.
“Kami percaya dengan statistik, bahwa sebuah negara akan makmur ketika 11 persen populasinya berprofesi pengusaha. Indonesia masih di kisaran 3 persen. Karena itu, Gempita akan mendorong semangat entrepreneurship bagi generasi muda,” tambah Alfonso.
Ditambahkan, yang tak kalah penting adalah membangun budaya apresiatif terhadap karya anak bangsa.
“Kita bangun perubahan perilaku masyarakat menjadi perilaku yang apresiatif terhadap setiap karya generasi muda. Salah satunya dengan memberi reward, membuka peluang lebih lebar lebih berkembang, dan lain sebagainya,” katanya.
Sebagai pamungkas Alfonso menyebut pentingnya database kepemudaan berbasis entrepreneurship.
“Data yang kami bangun bukan data mati, tetapi data update by system. Ini akan membawa dampak signifikan terhadap perekonomian, utamanya dunia perbankan. Muaranya kesejahteraan,” tegas Alfonso.
Menanggapi program Gempita tersebut, Rosan Roeslani yang juga seorang pengusaha sekaligus diplomat itu menyambut antusias.
“Itu sangat bagus, dan paralel dengan concern Pak Prabowo. Untuk itu memang harus melibatkan anak-anak muda,” pungkasnya.