TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali jadi sorotan.
Hal ini karena survei terbaru Indikator Politik Indonesia menyebut Ahok sebagai pilihan jika Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta dilakukan hari ini.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil survei mereka, Kamis (11/5/2023).
“Basuki Tjahaya Purnama sebanyak 12.6 presen, kemudian 7,4 persen menyebut Ridwan Kamil, 6,2 persen menyebut Sandiaga Uno, 6 persen menyebut Anies Baswedan,” tuturnya.
Selanjutnya, berturut-turut responden menyebut nama Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebanyak 4,4 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,7 persen, Ahmad Sahroni 3,5 persen, Gibran Rakabuming Raka 3,1 persen, Ahmad Riza Patria 2,2 persen, dan nama lain ada di bawah satu persen.
Baca juga: Publik Cenderung Pilih Ahok Jika Anies Baswedan Tak Maju dalam Pilkada DKI Jakarta
Disapa Khusus Megawati
Nama Ahok juga sempat mencuat usai disapa Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam acara HUT ke-49 PDI-P pada Januari 2022 lalu.
Tak tanggung-tanggung, Megawati menyapa Ahok dengan sebutan sahabat.
"Terus ada sahabat saya Pak Ahok atau yang berkenan Basuki Tjahaja Purnama," kata Megawati saat menyapa Ahok.
Ahok pun membuat publik bertanya-tanya apakah PDI-P akan kembali mencalonkan mantan Gubernur DKI itu untuk berkontestasi pada Pilkada DKI 2024.
Apakah akan dicalonkan PDIP?
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Ahmad Basarah menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menempatkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai top of mind calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta.
Basarah mengatakan untuk sementara pihak fokus memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Kita Pilpres dulu lah nanti bahas Pilgub masih setelah Pilpres," kata Basarah saat ditemui di kantor Sekretariat Pusat Koordinasi Relawan Ganjar Pranowo, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (12/5/2023) siang tadi.