TRIBUNNEWS.COM -- Geram namun bingung, mungkin itu yang kini dirasakan oleh ribuan calon jemaah yang uangnya diambil oleh pasangan Andika Surachman, Anniesa Hasibuan dan Kiki Hasibuan.
Tiga petingga perusahaan penyedia jasa Haji dan Umroh yang akhirnya dimunculkan ke hadapan publik.
Selama beberapa minggu diperiksa, hingga kini memang belum dapat dipastikan aliran dana milik calon jemaah yang sudah disetorkan kepada pasangan mantan penjual pulsa itu.
Tak ada jaminan, apalagi kepastian bagi korban penipuan Andika dan Anniesa soal pengembalian uang.
Nasib ribuan jemaah masih menggantung dan tanpa arah.
Malah menurut Direktur Tindak Pidana Umum (Dirkrimum) Bareskrim Polri, Brigjen Herry Rudolf Nahak menyebut Andika dan Anniesa menilai perbuatan mereka tidak menipu jemaah umrah.
"Dia cerita apa yang dia lakukan. Dia tidak menyadari kalau itu penipuan. Sejauh ini dia masih menganggap bahwa yang dia lakukan itu enggak salah," ujar Herry saat rilis pengungkapan kasus First Travel di kantornya, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2017) seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Herry tak melihat ada raut maupun pernyataan penyesalan dari Andika-Anniesa selama proses pemeriksaan.
"Dia biasa aja," kata Herry.
Dari pemeriksaan, kata Herry, pasutri tersebut menjelaskan kronologi awal bisnisnya.
Keduanya menampik sengaja menipu puluhan ribu calon jemaah untuk memperoleh keuntungan sebesarnya guna mengimbangi gaya hidup atau lifestyle keduanya.
"Mereka cerita kalau semua ini awalnya bisnis aja," jelasnya.
"Kalau psikis, saya enggak bisa menilai. Tapi, kalau secara fisik, OK lah," tambah Herry.
Andika dan Anniesa disangkakan melakukan penipuan dan penggelepan disertai pencucian uang dalam bisnis perjalanan umrah bermodus promo murah perusahaan First Travel miliknya.
Baca: Gagalkan Peluang Vietnam Sampai Cedera, Begini Cara Kekasih Semangati Satria Tama