Kata-kata maut Eko ini berhasil membuat korbannya luluh.
Sehari-hari, Eko bekerja sebagai satpam sebuah pabrik di wilayah Kabupaten Gresik.
3. Tak tahu letak kantornya
Seorang wanita berseragam TNI diringkus lantaran disinyalir sebagai TNI gadungan.
Ternyata, wanita tersebut memakai seragam dengan atribut yang tertempel tak sesuai tempat.
Mengutip Tribun Video yang dikutip dari Instagram @info.tni, penangkapan dilakukan oleg Babinsa Orang Kayo Hitam bernama Pelda Budiono.
Pelda Budiono curiga dengan wanita yang menggunakan seragam Kowad TNI AD.
Peristiwa ini terjadi pada Kamis (3/1/2019).
Wanita tersebut mengaku bernama Maya Sophia binti Husin dari Kampung Jawa, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.
Ia mengaku sebagai seorang ABRI.
Namun, wanita tersebut tak bisa menjawab saat ditanya mengenai pangkat yang dikenakannya.
Sementara itu, tanda pangkat di seragamnya pun ada tiga.
Maya mengenakan baju dengan pangkat Serma di lengannya.
Di bagian pundak tampak tanda pangkat seorang Pelda.
Tak hanya itu, ia juga mengenakan pin Korpri di atas saku kanannya.
Saat ditanya mengenai KTA, ia mengaku KTA miliknya sedang dalam pengurusan di Koramil Danau Teluk.
Wanita tersebut bahkan tak mengetahui letak kantornya di mana.
Maya mengaku berangkat dari rumahnya dan berangkat mencari temannya untuk menagih surat mandat pengangkatan menjadi Presiden.
Ia mengaku dijanjikan menjadi presiden menggantikan Pak Harto.
4. Menipu 1,5 miliar
Dua TNI gadungan di Sunter Jakarta Utara ditangkap oleh Detasemen Intelijen (Denintel) Koarmada I.
Mereka adalah W (54) dan R (52).
Baca: Viral Remaja dengan Tinggi 2,6 Meter di Riau, Kusen Pintu Kamar Dibongkar karena Tak Bisa Dimasuki
Baca: Viral Video Wanita Muda Telanjang Dada di Mal Bekasi, Ini Penjelasan Polisi
Keduanya mengaku sebagai anggota TNI AL untuk beraksi.
W dan R bahkan menipu seorang warga bernama Bunawan dengan nominal Rp 1,5 miliar.
"Dia melakukan penipuan, bisnis-bisnis gitu, dia main bisnis jual beli barang proyek-proyek gitu," ujar Kadispen Koarmada I Letkol Laut (P) Fajar Tri Rohadi, Jumat (19/7/2019), dikutip dari Kompas.com.
W mengaku sebagai Laksamana Suryo Darsono sementara R mengaku sebagai Kapten di TNI AL.
Kasus ini mencuat setelah korban merasa curiga kemudian melaporkan kedua pelaku ke Koarmada I.
Mereka diduga telah melakukan aksi tersebut lebih dari satu tahun lamanya.
(Tribunnews.com/Miftah)