Selanjutnya, Sandi pindah ke MP Holding Limited Group pada tahun 1994.
Pada 1995, mantan wakil Gubernur DKI Jakarta itu pindah ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan.
Namun, Sandi tidak dapat meneruskan kariernya di perusahan tersebut karena bangkrut akibat krisis moneter yang terjadi akhir 1997.
Sandi pun pulang ke Indonesia dengan predikat pengangguran.
Ia berusaha melamar pekerjaan namun selalu ditolak.
Karena keadaan tersebut, Sandi mencoba peruntungan baru dengan membuka usaha konsultan keuangan.
Pada tahun 1997 Sandiaga Uno mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani.
Setelah berjalan selama satu setengah tahun, Sandi bertemu dengan putra William Soeryadjaya, Edwin Soeryadjaya.
Bersama Edwin, Sandi mendirikan perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya.
Bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.
Memiliki jejaringan yang baik dengan berbagai perusahaan serta lembaga keuangan, baik dalam dan luar negeri, Sandi pun sukses menjalankan bisnis tersebut.
Diketahui, perusahaan tersebut bekerja dengan menghimpun modal investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami masalah keuangan.
Hingga 2009, ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih oleh PT Saratoga.
Sementara itu, pada tahun 2005–2008, Sandi menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).