Maruarar juga mengatakan bahwa momentum ini juga menjadi ajang memperkuat persatuan dan kesatuan warga Indonesia tanpa membedakan suku, agama dan ras. Warga Indonesia bisa belajar dari Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang selalu mengedepankan kepentingan nasional.
"Mereka sudah naik kelas dari politisi menjadi negarawan," ungkap Maruarar.
Tentu saja, sambung Maruarar, tak semua senang bila Jokowi dan Prabowo bersatu. Pun demikian, tak semua juga senang bila Indonesia bersatu.
Karena itu, semua warga Indonesia harus semakin kokoh dalam persatuan sebab ada saja pihak yang mau Indonesia terceraiberai dengan menggunakan aksi intoleran dan bahkan radikalisme.
"Mari kita dadah sama intoleransi," kata Maruarar, sambil mengajak ratusan hadirin untuk melambaikan tangan sebagai sikap menegaskan untuk komitmen menjaga toleransi.
Ketua Panitia Ardy Susanto sangat senang dengan dukungan dari Maruarar Sirait. Ia mengatakan bahwa mengontak Maruarar sepekan lalu. Namun meski baru bertemu dan baru dikenalnya, Maruarar langsung komitmen mendukung acara ini secara total.
"Bahkan tim dari Bang Ara membantu kita secara total dengan persiapan hanya satu minggu ini," ungkap Ardy.
Acara ini berjalan dengan meriah dan khidmat. Acara disertai dengan atraksi kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia, seperti tarian Minahasa, Nasyid, pencak silat Banten serta Nyanyian Aceh dan Mandarin.
Selain menyalakan lilin, juga ada doa bersama di ujung acara. Doa dilakukan para tokoh lintas agama, dan dipimpin oleh tokoh agama dari agama Islam, ustadz Zaki Mirza.