TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah sudah merancang skema untuk membawa 68 warga negara Indonesia (WNI) kru kapal Diamond Princess menuju Pulau Sebaru Kecil untuk observasi.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Yurianto mengatakan, pesawat terbang yang mengevakuasi WNI tersebut tak akan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
"Nggak mungkin di (bandara) Soekarno-Hatta, kan padat sekali penerbangannya," ujar Yuri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (29/2/2020).
Yuri menyebut Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat merupakan alternatif yang paling memungkinkan.
Meski pun demikian, ia menegaskan Kertajati masih alternatif semata.
"Pilihannya ya Kertajati yang paling dekat. Kertajati masih alternatif ya. Tapi alternatif yang paling dipilih gitu. Karena kan harus dekat-dekat dengan Sebaru, kalau jauh kan repot," kata dia.
Di sisi lain, Yuri tak menjelaskan secara detail bagaimana para WNI akan dibawa ke Pulau Sebaru Kecil dari bandara.
Baca: Batal ke Arab Saudi, 856 Jemaah Umrah Transit Kembali ke Tanah Air
Baca: Christian Bautista Terpukau Saksikan Ketegaran BCL, Ungkap Alasan Pilihnya Jadi Rekan Duet
Dia hanya mengatakan untuk menyeberang ke Pulau Sebaru Kecil, KRI dr Soeharso akan kembali digunakan.
"(Untuk menyeberang ke Pulau Sebaru Kecil) Ya tetap menggunakan KRI dr Soeharso," tandasnya.
Sebanyak 23 tim resmi diumumkan Pemerintah Republik Indonesia untuk menjemput 68 warga negara Indonesia (WNI) anak buah kapal (ABK) Diamond Princess di Yokohama, Jumat (28/2/2020).
Baca: Bawakan Cinta Sejati untuk Kali Kedua, BCL Sempat Terhenti tapi Tegar di Depan Noah yang Menatapnya
Baca: Rekor Kemenangan Beruntun Liverpool Putus di Tangan Watford
Tim tersebut terdiri dari 2 orang perwakilan Kementerian luar negeri (Kemlu), 7 orang perwakilan TNI, 3 orang perwakilan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serta 11 orang, tim dari Garuda Indonesia.
Menteri luar negeri (Menlu), Retno Marsudi, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri, Idham Aziz secara simbolis memasangkan ban tangan kepada perwakilan tim.
Evakuasi akan dilakukan dengan pesawat komersil, Garuda Indonesia Airbus A330.
Menlu mengatakan pesawat direncanakan akan mendarat di Heneda, Jepang, Sabtu (29/2/2020) pada pukul 01.00 waktu Jepang.