"Mengenai vaksin melalui track bilateral sejauh ini kita telah mengamankan komitmen dan pasokan dari Sinovac, AstraZeneca dan Novavax. Pembicaraan dengan Pfizer dan Moderna terus dijalin sampai saat ini," ujar Retno, dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, Selasa (26/1/2021) kemarin.
Dia juga mengungkap Indonesia terus menjalin kerja sama dan komunikasi dari jalur multilateral yaitu melalui Covax Facility yang dikelola oleh WHO, GAVI, dan CEPI.
Karena, kebutuhan pengadaan vaksin masih sangat tinggi. Sehingga Retno mengharapkan kerja sama itu dapat membuat Indonesia memiliki ketersediaan vaksin yang cukup.
"Kondisi di lapangan terkait pengadaan vaksin masih sangat tinggi. Kami akan terus memantau semua dinamika yang terjadi di lapangan," kata dia.
"Untuk kepentingan domestik, kebutuhan masyarakat kita di dalam negeri, jika upaya mengamankan pasokan vaksin, baik melalui jalur bilateral maupun multilateral berjalan lancar, insyaallah jumlah yang diperoleh akan mencukupi kebutuhan rakyat Indonesia," imbuh Retno.
Retno mengatakan Indonesia bisa mendapatkan vaksin Covid-19 sebanyak 3 sampai 20 persen jumlah penduduk melalui fasilitas Covax.
Hal itu dikarenakan Menlu Retno Marsudi menjadi salah satu Co-Chairs dari COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (COVAX-AMC EG).
"Indonesia diperkirakan memperoleh vaksin gratis sebesar 3 sampai 20 persen penduduk. Jenis vaksin, besaran vaksin, dan waktu delivery saat ini masih akan terus dibahas," kata Retno.
Indonesia bersama Etiopia terpilih sebagai co-chairs mewakili negara penerima vaksin gratis. Sementara Kanada terpilih sebagai co-chairs mewakili negara donor.
"Co-chairs Covax AMC Engagement Group yaitu forum konsultasi yang mempertemukan negara donor dan AMC-92 guna membahas isu akses vaksin yang setara bagi semua negara," ucapnya. (tribun network/rin/mam/ham)