Pembicara pertama dr Erni Daryanti berbagi pengalaman selama di Madinah, khususnya saat beribadah di Masjid Nabawi.
Meski pada awalnya kebingungan saat mau masuk Masjid Nabawi, karena terkendala aplikasi tawakkalna, namun bisa diatasi dengan gelang yang dibekali oleh muasasah.
"Alhamdulilah saat memasuki raudhah, kami diberikan waktu 15-20 menit," ujarnya.
Hal yang sama disampaikan oleh Mawar Wahyuningsih, bahwa jamaah cukup dengan menunjukkan gelang yang diberikan muasasah, jamaah diperbolehkan masuk masjid dan raudhah.
"Di dalam masjid sendiri masih sepi, sehingga kita bisa menikmatinya nyaman, kecuali hari Kamis dan Jumat," kata Mawar.
Baca juga: AMPHURI Ungkap Ada Perbedaan Durasi Karantina Jamaah Landing di Jeddah dan Madinah
Sementara narasumber Andriyani mengaku pengalaman yang dialami berbeda dengan pembicara sebelumnya, seperti dalam hal karantina di Madinah maupun saat memasuki Masjid Nabawi.
Menurutnya, prosedur karantinanya setiap grup pasti berbeda tergantung pada muasasah dan hotel karantina.
Begitu pula saat reservasi untuk masuk ke raudhah melalui aplikasi tawakkalna karena belum mendapat tashreh.
"Pada saat itu ikhtiar kami belum berhasil. Namun akhirnya setelah mendapat tashreh dari muasasah baru bisa, meskipun saat itu kami hanya bisa masuk sekali ke raudhah," katanya.
"Alhamdulillah, sepertinya Saudi saat ini begitu memanjakan kaum muslimah untuk beribadah ke raudhah. Jadi kalau mau umrah dan berdoa dengan khusyu dan nikmat di raudhah, ayo deh berangkat umrah saat ini juga jangan ditunda-tunda," imbuhnya.
Pembicara lainnya, Hanny Hanifah mengakui adanya kesulitan dalam melakukan sign up aplikasi tawakkalna, karena operator seluler dari Indonesia yang bisa menerima kode OTP pengaktifan aplikasi Tawakkalna baru Indosat, sementara yang lain belum bisa.
Karena itu, ia menganjurkan agar jamaah menggunakan tersebut atau nomor Saudi.
"Memang pengalamannya setiap jamaah berbeda-beda, termasuk saya dan pembicara sebelumnya tadi. Intinya, kami terus mencoba dengan berbagai cara, baik melalui aplikasi tawakkalna, gelang maupun tashreh," ujarnya.
Selanjutnya Alfiah Ali Mustary menambahkan untuk memasuki masjid sangat bisa hanya dengan menujukkan gelang di pintu masuk.