Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 terlihat dari berbagai indikator pengendalian yang terus menunjukkan perbaikan.
Dengan berbagai perbaikan indikator pengendalian itu, wajar pemerintah optimistis pandemi Covid-19 di Indonesia bisa berakhir setidaknya tahun depan.
Adapun indikator perbaikan tersebut tercermin dari penambahan kasus positif harian sudah bisa ditekan di bawah angka seribu.
Baca juga: Menteri Kesehatan: Hampir 200 Juta Masyarakat Telah Suntik Vaksinasi Covid-19
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Sabtu (16/4/2022), kasus baru tercatat hanya 602 orang dan terjaga pada angka 4.000-an ke bawah hampir sebulan terakhir ini.
Selain itu, positivity rate selalu di bawah angka 5 persen sesuai standar aman WHO.
Lalu, rasio keterisian tempat tidur rumah sakit (bed occupancy rate-BOR) juga selalu di bawah 6 persen.
Baca juga: DOWNLOAD dan Perbaiki Data Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Bisa Melalui WhatsApp, Berikut Caranya
Bila semua indikator ini bisa bertahan setidaknya dalam 6 bulan, ini pertanda Indonesia memang sudah memasuki masa prakondisi transisi pandemi menuju endemi.
Menurut Kepala Badan Intelijen Negara (Kabin) Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, keberhasilan ini seharusnya sudah bisa menciptakan kondisi yang baik bagi pemerintah untuk berkonsentrasi menjalankan program lanjutan pemulihan ekonomi nasional.
Namun, faktor eksternal akibat konflik Ukraina serta ketegangan geopolitik dunia telah membawa tantangan lain.
“Pemerintah kini mencurahkan perhatian mengurangi tekanan eksternal ini pada perekonomian masyarakat, terutama masyarakat bawah. Konflik Ukraina berdampak pada kelangkaan berbagai kebutuhan pokok, memicu inflasi bahkan ancaman stagflasi di sejumlah negara," kata Budi Gunawan dalam keterangan, Senin (18/4/2022).
Baca juga: Masih Ada Beberapa Daerah dengan Capaian Vaksin Covid-19 di Bawah 70 Persen
"Di Tanah Air, dampaknya sangat dirasakan masyarakat kebanyakan akibat kenaikan harga-harga yang tak terhindari. Terutama harga bahan bakar, pangan, dan berbagai produk turunannya,” lanjut dia.
Pemerintah, menurut Budi Gunawan, telah meluncurkan serangkaian program bantuan ekonomi untuk masyarakat luas, khususnya golongan miskin dan rentan yang nilainya mendekati Rp 500 triliun.
Sebab, bila tekanan di sektor ekonomi ini tidak diatasi, efeknya bisa merembet ke kehidupan sosial politik.