Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) disebut banyak menerima masukkan perihal koalisinya dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid mengatakan sejumlah pihak meminta PKB tidak berkoalisi dengan PKS. Dia menambahkan, PKB pun menerima masukkan tersebut.
“Kami sendiri terus terang di PKB, banyak juga yang memberikan masukan ke saya, mbok ya jangan dengan PKS,” kata Jazilul Fawaid kepda wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/6/2022).
“Ya itu sebagai masukan kami terima, tapi politik ini kan tidak boleh, kita tahu, politik itu mencari teman bukan mencari musuh. Buat PKB selama ini politik itu cari teman. Kalau PKS mau berteman kenapa kita tolak,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Elite PKB Dengar Ada Reshuffle Kabinet Rabu Pekan Ini
Baca juga: Jajaki Koalisi dengan PKS, PKB Tak Tutup Peluang Gabung KIB
Selain berteman dalam politik, Gus Jazil, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa PKS dengan PKB punya grassroot serupa.
Di satu sisi, kata dia, PKB memegang prinsip Nasionalis-Islam, sementara PKS pun Islam-Nasionalis.
“Sama aja gak ada bedanya,” ujarnya.
Itu pula lah yang menjadi landasan dinamakan Koalisi Semut Merah. Gus Jazil bilang secara filosofis semut yang notabene makhluk kecil berkumpul membentuk sebuah kerja sama.
“Memberikan harapan kepada masyarakat, satu politik identitas hilang, tidak boleh gontok-gontokan,” kata dia.
Wakil Ketua MPR RI ini menyebutkan hingga saat ini belum ada keputusan resmi terbentuknya koalisi antara PKB dengan PKS.
Baca juga: Jawaban Nasdem soal Tawaran PKB-PKS Gabung Koalisi Semut Merah
Baca juga: Anies, Sri Mulyani, Tito hingga Andika Masuk Radar Cawapres PKB, Muhaimin Sudah Sebut Satu Nama Ini
Pertemuan dengan PKS selanjutnya, kata dia, akan terjadi untuk melakukan penjajakan lebih lanjut.
“Soal Mou, soal tanda tangan ya sambil tunggu waktu yang tepat, nyari hari yang bagus, Rabu Pon kek, apa kek, kan gitu," tutur dia.
Gus Jazil menambahkan hingga saat ini pula, PKB masih yakin bakal mengusung Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi calon presiden.
Alasan itu begitu lantaran keputusan tersebut berdasarkan Muktamar serta aspirasi semua Jajaran PKB.
Di sisi lain, PKB pun menyadari bahwa itu bukan keputusan mutlak jika sudah masuk ke dalam koalisi.
Terlebih lagi aturan Presidential Treshold atau ambang batas pencalonan presiden punya persyaratan minimal 20 persen.
Baca juga: PKB-PKS Gagas Koalisi Semut Merah, KIB Sebut Baik dan Positif Demi Demokrasi yang Sehat
Baca juga: PKB Duetkan Cak Imin dan Anies Baswedan Jadi Capres-Cawapres 2024: Bersatu untuk Umat
Sementara dengan berkoalisi bersama PKS, PKB baru memenuhi 10 persen Presidential Treshold tersebut.
“Kecuali Presidential Treshold 10 persen, dah langsung, positif sudah. Ini kan (PT) 20 persen, jd kita masih harus mencari 10 persen lagi. Dengan PKS aja blm cukup, masih butuh 1 partai lagi.”
“Kecuali ada perubahan ya. Perubahan itu dua polanya. Satu, DPR membahas lagi atau ada yang mengajukan ke MK dan kemudian MK mengabulkan bahwa PT turun misalkan jadi 10 persen, ya bisa,” ucap Gus Jazil.