"Jadi waktu kejadian penembakan tersebut Pak Sambo, Pak Kadiv, tidak ada di rumah tersebut," ujar Ramadhan.
"Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test," imbuhnya.
Ferdy Sambo baru mengetahui peristiwa penembakan itu ketika ditelepon istrinya.
Kemudian, Ferdy Sambo telah melihat sopir dinas istri Ferdy Sambo itu meregang nyawa.
"Setelah kejadian, Ibu Sambo menelepon Pak Kadiv Propam. Kemudian datang, setelah tiba di rumah Pak Kadiv Propam menerima telpon dari ibu."
"Pak Kadiv Propam langsung menelpon Polres Jaksel dan Polres Jaksel melakukan olah TKP di rumah beliau," jelas Ramadhan.
Motif Bharada E Tembak Brigadir Yosua: Lindungi Istri Ferdy Sambo
Penembakan yang dilakukan Bharada E sehingga menewaskan Brigadir Yosua adalah bentuk perlindungan terhadap istri dari Ferdy Sambo.
Selain melindungi istri atasannya itu, penembakan itu juga bentuk perlindungan terhadap dirinya.
"Karena posisinya ya siapapun yang mendapat ancaman seperti itu pasti akan melakukan pembelaan gitu, jadi bukannya melakukan perbuatan karena motif lain, motifnya adalah membela diri dan membela ibu (istri Ferdy Sambo)," kata Ramadhan.
Tujuh Luka Tembakan di Tubuh Brigadir Yosua, Bharada E Tak Ada Luka
Insiden penembakan itu membuat ada total 12 tembakan yang dikeluarkan oleh keduanya.
Ramadhan mengungkapkan, Brigadir Yosua mengeluarkan tujuh kali tembakan sedangkan Bharada E melesatkan lima tembakan.
Namun, meski Bharada E menembakan lima peluru, Ramadhan mengungkapkan luka tembakan yang berada di tubuh Brigadir Yosua berjumlah tujuh luka.