Diantaranya juga mengalami sejumlah luka memar bekas pukulan di bagian punggung dan kepala belakang.
"Ketika kondisi mulai rusuh, kami berusaha turun. Tetapi kami diserang bertubi-tubi," tutur Anwari.
Polisi Dikeroyok Suporter
Dari penuturan Anwari terungkap bagaimana penderitaan para petugas yang seharusnya menjaga keamanan pertandingan di kanda suporter Arema itu.
Mereka malah mendapatkan pukulan dan tendangan saat berjaga di tribun 10 stadion Kanjuruhan.
Dia menceritakan detik-detik Bripka Andik meninggal dunia.
Saat itu Bripka Andik masih berada paling belakang dan dirangkul rekannya yang lain agar meloloskan diri.
Namun Bripka Andik malah ketinggalan dan terpisah dari rombongan.
Ayah dua anak ini akhirnya ditemukan meninggal dunia.
"Kalau kami tidak cepat turun, mungkin semakin banyak yang jadi korban," kenang Anwari.
Kepergian Bripka Andik yang membuat personel dari Polres Tulungagung merasa terpukul.
Apalagi mereka juga sempat melihat kerusuhan skala besar dan mematikan ini.
Kerusuhan akibat ulah suporter itu membuat Anwari dan anak buahnya terjebak selama hampir semalaman karena mereka baru berhasil keluar dari Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022) pukul 05.00 WIB.
Mereka segera pulang ke Tulungagung dan langsung mendahului ke rumah duka di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbergempol.