Pulau Balang selama ini dikenal sebagai tempat buaya bersarang. Maklum, di kawasan itu adalah muara pertemuan antara Teluk Balikpapan dengan Sungai Sepaku.
Sehingga air di kawasan tersebut bercampur antara air darat dan laut.
Terlebih lagi, di sekitar muara di Pulau Balang dan juga kawasan sekitar, tanaman di pinggir pantai didominasi mangrove.
Mirip Jembatan Akashi-Kaikyo
Mrnurut Dwisman, pembangunan jembatan tersebut sudah 90 persen. Saat ini tinggal pemasangan cover di tiang agar saat kapal besar melintas tidak menyenggol jembatan.
Tribunnews dan rombongan lantas naik tangga menuju Jembatan.
Saat kaki menginjakkan jalanan di jembatan, terasa sedang berada di tengah kota nan megah.
Jalanan dua lajur seluas 20 meter, terasa lega dan lapang.
Sling baja yang ditumpukan pada dua tiang beton yang ujung atasnya menyatu dengan ketinggian sekitar 50 meter, membentuk seperti menara berhias jeruji baja.
Dua menara di jembatan itu begitu artistik nan elegan yang membuat keindahan jembatan ini serasa berada di Jembatan Akashi-Kaikyo, Jepang.
Jembatan sudah bisa dilintasi. Namun jembatan yang menjadi jalan Trans Kalimantan ini belum bisa dilalui karena jalanan sedang dalam proses perbaikan.
Meski cuaca terik dan cukup menyengat kulit, rasanya enggan meninggakan jembatan yang akan menjadi salah satu ikon di IKN Nusantara. (Tribunnews/Yulis Sulistyawan)