Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil Musyawarah Rakyat (Musra) yang diselenggarakan organ relawan pendukung Jokowi menunjukkan dua hasil berbeda di provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dan Papua Barat.
Pada 26 Februari lalu, hasil Musra di Kaltara mencatat nama Prabowo Subianto sebagai calon presiden yang diinginkan rakyat dengan perolehan dukungan 447 suara atau 33,51 persen dari 1.334 peserta musra melalui mekanisme voting.
Posisi, kedua ditempati Airlangga Hartarto yang mendapatkan 298 suara atau 22,34 persen.
Adapun di provinsi Papua Barat yang digelar pada tanggal yang sama, menunjukkan Airlangga Hartarto yang merupakan Menko Perekonomian mendapatkan suara tertinggi, yakni 404 suara atau 34,35 persen dalam voting yang dilakukan peserta Musra. Dan disusul Ganjar Pranowo sebanyak 230 suara atau 19,56 persen.
Ketua Pelaksana Musra Panel Barus mengatakan perolehan suara para kandidat capres merupakan suara dari masyarakat di provinsi tersebut.
Baca juga: Airlangga Kuasai Capres Pilihan Relawan Jokowi Papua Barat
“Kami hanya memfasilitasi, adapun hasilnya tergantung para peserta Musra,” kata Panel Barus, Rabu (1/3/2023).
Panel mengungkapkan beberapa faktor mengapa kandidat unggul dalam perolehan suara.
“Bisa juga ini karena faktor endorse Presiden sehingga masyarakat menjadi menyukai kandidat tersebut. Atau faktor mesin politik partai yang telah bekerja di wilayah tersebut,” paparnya.
Menurutnya perolehan ini bisa menjadi simulasi pemilu karena digelar serentak.
“Yang pasti presiden Jokowi juga menjadi faktor king maker, jika dilihat dari hasil Musra,” katanya.
Untuk Musra yang akan ditutup di Kemayoran pada Mei mendatang.
Dia mengatakan panitia akan merumuskan terkait perlu tidaknya mengundang para kandidat.
“Bisa juga Anies Baswedan turut diundang. Panitia akan merapatkan kriteria kandidat ayng akan diundang, apakah 5 besar, 3 besar atau bagaimana, itu nanti tergantung dari hasil rapat panitia,” tutupnya.