Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan salah satu peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin soal dugaan ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah berbuntut panjang.
Mulai dari kecaman, laporan polisi diserukan. Kini, ada kecaman yang meminta lembaga riset dan inovasi tersebut dibubarkan.
"Kalau memang BRIN tidak sesuai dengan harapan dibentuknya BRIN, kita mengusulkan BRIN dibubarkan dan para peneliti dikembalikan ke kementerian lembaga terkait sebelumnya," kata Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah DKI Jakarta, Ari Aprian kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (25/5/2023).
Ari mengatakan BRIN kerap kali mengeluarkan pernyataan yang kontroversial hingga membuat gaduh masyarakat.
Salah satu contohnya adalah pernyataan Peneliti Klimatologi, pada Pusat Riset Iklim, dan Atmosfir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin soal akan ada potensi hujan ekstrem hingga badai di kawasan Jabodetabek pada 28 Desember 2022 lalu.
Meski begitu, prediksi yang membuat warga DKI Jakarta dan sekitarnya gaduh dibantah oleh Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan berujung tak terbukti.
"Sehingga kami mempertanyakan kok BRIN ini selalu hal-hal yang kontroversial yang ditonjolkan kepada publik," tuturnya.
Lebih lanjut, Ari mengatakan pihak eksekutif hingga legislatif bisa mengevaluasi kinerja lembaga tersebut agar tak melakukan hal-hal kontroversial di kemudian hari.
"Kami meminta BRIN ini dievaluasi total oleh pihak eksekutif atau legislatif, dalam hal ini pemerintah presiden atau Menpan RB, dan DPR komisi VII kalau saya gak salah untuk mengevaluasi kinerja. Baik itu kepala BRIN itu sendiri atau BRIN-nya," jelasnya.
Sejauh ini, Ari mengatakan pihaknya hanya mengajukan pengaduan masyarakat (dumas) ke Polda Metro Jaya dalam kasus ini, karena sudah dilaporkan oleh Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah di Bareskrim Polri.
Sebelumnya, Peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin berkomentar tak bijak di akun Facebook peneliti antariksa BRIN, Prof Thomas Jamaluddin.
Baca juga: Mahasiswa Muhammadiyah Ancam Gruduk Kantor BRIN Jika Andi Pangerang Tak Ditahan atas Pernyataannya
Dalam komentar yang viral di media sosial, Andi Pangerang Hasanuddin dalam akun AP Hasanuddin mengancam halalkan darah Muhamadiyah.
Polemik itu bermula Prof Thomas menuliskan keheranannya dengan Muhammadiyah yang tidak taat kepada pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023, namun ingin memakai lapangan untuk sholat Idul Fitri.
Kemudian hal itu dikomentari oleh AP Hasanuddin yang dianggapnya Muhamadiyah menjadi musuh bersama dalam takhayul, bidah dan churofat.
"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?" komentar Hasanuddin.
Tak hanya itu saja Hasanuddin bahkan mengancam menghalalkan darah dari Muhamadiyah.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," lanjutnya.
Mengkonfirmasi komentar yang dilakukan Hassanudin, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin menyebutkan bahwa komentar yang dibuat Hassanudin merupakan hal yang berlebihan.
"Itu tanggapan yang berlebihan saat beragumentasi dengan Ahmad Fauzan," kata Prof Thomas kepada Tribunnews.com, Senin (24/4/2023).
Kemudian dikatakan Prof Thomas bahwa yang bersangkutan sudah meminta maaf.
Baca juga: Mahasiswa Muhammadiyah Ancam Gruduk Kantor BRIN Jika Andi Pangerang Tak Ditahan atas Pernyataannya
"Andi PH sudah menyatakan penyesalan dan permohonan maaf," tutupnya.