Menurut saya apapun yang nanti dipilih proporsional tertutup maupun terbuka itu jangan sampai memecah belah.
Nama Pak Sandi muncul dan beri pengantar di Musra, termasuk disebut sebagai cawapres rangking atas. Apa komentar hal itu? Karena indikatornya banyak ini membahagiaan atau dinamika politik?
Pertama saya harus apresiasi Musra, pertama kali terjadi, biasanya nominasi atau pencalonan dari seseorang capres atau cawapres itu murni dilakukan melalui proses pembentukan koalisi dan komunikasi politik antara pimpinan dan gabungan pimpinan partai politik menggunakan alat ukur survei, dan alat ukur berbagai macam.
Dan ini musra menurut saya suatu ide yang brilian karena memberikan ruang bagi rakyat infonesia memberikan pendapatnya secara langsung melalui fasilitas musra ini dan berkeliling ke seluruh Indonesia.
Dan apa yang ditampung itu merupakan harapan dari masyarakat kita Indonesia dan tentunya kita harus mendengar apa yang disuarakan rakyat, dan mudah-mudahan ini menjadi masukan bagi para pengambil keputusan pimpinan parpol atau gabungan parpol yang menentukan nominasi di bulan Oktober 2023.
Tapi Pak Sandi surprise atau biasa saja?
Survei kan sudah diukur melalui mungkin awal tahun 2020 sudah ada survei, yang terus memotret dan menurut saya ini bagus sekali untuk membangun data base, membangun data yang dikumpulkan oleh para analis dan ahli-ahli sangat membantu saya.
Karena didalam saya menjalankan tugas apresiasi masyarakat yang terpotret melalui survei maupun Musra itu kita kerja di kementerian ini yang ditugasi oleh Bapak Presiden untuk membawahi ekonomi kreatif diapresiasi masyarakat.
Tapi tentunya bukan artinya final yang bisa ambil sebagai sebuah rekomendasi dan keputusan, karena nanti akan ada pertimbangan-pertimbangan politik dan palik tidak rakyat sudah menyampaikan sudah menajdi bahan pertimbangan bagi pimpinan.
Dan ini sebuah metode perpolitikkan yang terus bergerak, berdinamika, dan inilah uniknya berdinamika politik di Indonesia, ini mustinkita bersyukur bahwa berdemokrasi di Indonesia berbeda dengan negara-negara lain yang kuat dan keras.
Kalau kita kam bersahabat, kita ingin demokrasi kita justru mempersatukan kita, memikirkan gagasan dan pemikiran untuk kemajuan Indonesia. (Tribun Network/Reynas Abdila)