News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dugaan Korupsi di BAKTI Kominfo

Hakim Ancam Jerat Saksi dengan Sumpah Palsu, Imbas Ragu Jawab Soal Tender di Sidang Johnny Plate Cs

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kembali menggelar persidangan kasus dugaan korupsi pengadaan tower BTS hari ini, Kamis (3/8/2023). Persidangan hari ini beragendakan pemeriksaan tujuh saksi bagi tiga terdakwa JP (Johnny Plate), AAL (Anang Achmad Latif dan YS (Yohan Suryanto).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Hakim persidangan Johnny G Plate dkk sempat geram dengan saksi yang ragu-ragu dalam menyampaikan keterangan dalam sidang hari ini, Kamis (3/8/2023).

Padahal dalam persidangan, para saksi diminta untuk menyampaikan fakta-fakta secara lugas.

"Bukan harus keras sidang ini, tidak. Kita mencari fakta," kata Hakim Ketua, Fahzal Hendri kepada saksi Kadiv Pengadaan dan Sistem Informasi Direktorat Sumberdaya Administrasi BAKTI/ Ketua Pokja Pengadaan Penyedia, Gumala Warman dalam persidangan di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Hakim pun meminta agar tak ada yang ditutup-tutupi para saksi dalam persidangan.

Sebab mereka telah disumpah sebelum memberikan keterangan.

Baca juga: Hari Ini Jaksa Periksa 7 Saksi Terkait Sidang Perkara Korupsi Tower BTS Libatkan Johnny G Plate Cs

Kemudian jika sampai ada yang ditutupi, Majelis tak segan-segan memutuskan bahwa para saksi telah memberikan sumpah palsu di persidangan.

"Saudara tutupi nanti saya ketok sumpah palsu semua saya bikin. Sekali ketok masuk saya bilang," katanya.

Pernyataan tersebut muncul, diawali dari keterangan saksi saat ditanya jaksa penuntut umum (JPU) mengenai mekanisme penentuan prakualifikasi lelang tender proyek BTS 4G.

Baca juga: Sidang Lanjutan Johnny G Plate Terkait Korupsi BTS Kominfo, Hakim Periksa 3 Saksi Sekaligus

Gumala Warman sebagai Ketua Pokja menjelaskan bahwa prakualifikasi dilakukan secara manual atas arahan eks Dirut BAKTI, Anang Achmad Latif.

"Manual atau offline pak jaksa," kata Gumala.

"Siapa yang mengarahkan?" tanya jaksa.

"Pak Anang," jawab Gumala.

Mendengar pengakuan tersebut, Majelis Hakim mempertanyakan apakah mekanisme manual itu menyalahi aturan atau tidak.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini