"Tidak Yang Mulia," jawab Alfi.
"Tanya lagi saudara di paket 1, apa yang membedakan diantara paket itu dengan paket-paket yang lain," tanya hakim Fahzal.
"Sepengetahuan saya tidak ada Yang Mulia. Wilayahnya saja yang berbeda," jawab Alfi
"Pasti ada bedanya, wilayah kerjanya beda, paket 1 tahu saudara wilayah kerjanya di mana?" tanya hakim.
"Saya lupa," jawab Alfi
"Lupa juga, ikut tender kok lupa. Aneh juga itu. Paket 1 wilayah kerjanya mana. Bagus kita WIB tidak ada gangguan keamanan disitu. Ikut kan Lintasarta masa nggak tahu wilayah kerjanya," kata hakim.
"Maaf saya lupa Yang Mulia,"
"Apa sudah dibagi-bagi sebelumnya, kamu Lintasarta WIT saja, yang lain tengah. Ada nggak itu masa saudara ikut tender nggak tahu wilayah kerjanya," kata hakim.
"Saya tidak ingat Yang Mulia," jawab Alfi
"Tidak ingat atau pura-pura lupa saudara. Atau mungkin tidak perhatian karena tidak akan menang disitu," jawab Alfi.
Dilansir dari siaran resmi Kominfo proyek BTS terbagi dalam lima paket kontrak. Kontrak paket 1 dan 2 dimenangi oleh Fiberhome, Telkom Infra, dan Multitrans Data sebagai konsorsium.
Kontrak paket 1 pembangunan BTS Kominfo terdiri dari 269 titik di Kalimantan dan 439 titik di Nusa Tenggara Timur.
Kemudian kontrak paket 2 pembangunan BTS Kominfo terdiri dari 17 titik di Sumatra, 198 titik di Maluku, dan 512 titik di Sulawesi.
Adapun paket 3 terdiri dari 409 titik di Papua dan 545 titik pembangunan di Papua Barat yang dikerjakan oleh PT Aplikanusa Lintasarta, Huawei, dan PT Sansaine Exindo sebagai konsorsium.
Kemudian paket 4 terdiri dari 966 titik di Papua dan paket 5 terdiri dari 845 titik di Papua.
Paket 4 dan 5 dikerjakan oleh PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera dan ZTE Indonesia sebagai konsorsium.