Dalam surat itu, Septea juga menyatakan putrinya telah menjalankan Tes RIK/UJI TK PANDA JAYA dengan hasil tes lari sebagai yang tercepat, renang tercepat, dan tes lainnya.
Bahkan, kata dia, putrinya ditunjuk menjadi Komandan Pleton saat akan Parade di Kodam Jaya.
Selain itu, ia juga mempertanyakan setidaknya lima poin.
Salah satu poin yang ditanyakan oleh Septea dalam surat tersebut di antaranya adalah perihal transparansi proses RIK/UJI Tingkat Panda Jaya tersebut.
Menurutnya, alangkah baiknya apabila mereka yang sudah tidak dapat lanjut karena tidak memenuhi syarat langsung dieliminasi.
Sehingga, kata dia, akan jelas calon siswa yang masih memenuhi syarat untuk dapat menjalankan tes berikutnya.
Selain itu, menurutnya perlu diumumkan secara transparan ranking calon siswa yang dapat lanjut tes berikutnya.
Sehingga, kata dia, calon siswa yang dapat lulus memang benar-benar sudah teruji dan layak untuk dapat diterilma menjadi Bintara TNI AD.
"Apabila skema yang ada pada saat ini penilaian Tes RIK/UJI TK PANDA JAYA sangat rawan adanya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN )," tulis Septea dalam salinan surat yang diberikan kepada Tribunnews.com.
Surat tersebut, kata Septea, belum mendapat tanggapan dari pihak TNI AD hingga saat ini.
Kekecewaan
Sebagai orang tua, Septea mengaku kecewa dengan apa yang dialaminya dan putrinya.
Ia mengaku tidak tidak akan menyampaikan kisahnya ke publik apabila memang putrinya tidak mampu atau tidak layak.
Namun demikian, menurutnya putrinya layak untuk diterima sebagai Bintara TNI AD karena prestasi yang telah dibuktikan serta perjuangannya selama ini.
Ia mengaku tidak akan menerima tawaran dari TNI AD kalaupun nantinya TNI AD akan mempertimbangkan merekrut putrinya di kemudian hari setelah menceritakan kisahnya ke publik.
"Sebetulnya untuk anak saya sendiri saya tidak berharap dia bisa masuk ya. Karena anak saya jujur sudah kecewa, dan saya khawatir juga kalah sampai anak ini semisal terus ada tawaran untuk anak saya akhirnya bisa masuk, mungkin mohon maaf saya tidak terima itu," kata dia.
"Karena semisal anak saya kalau sudah masuk, kita nggak tahu ya anak saya di dalam seperti apa. Jangan-jangan karier anak saya mentok atau mungkin ada izin untuk tanding tidak diperbolehkan, karena kan ikatan dinasnya itu sampai 10 tahun," sambung dia.
Ia berharap ke depannya proses rekrutmen Calon Bintara PK TNI AD jalur atlet lebih transparan.
"Saya ingin ke depannya jangan seperti ini lah. Kasihan sama yang benar-benar atlet berbakat dengan potensinya dia, tapi harus dijegal istilahnya dengan cara seperti ini," kata dia.
Jawaban Kadispenad
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Hamim Tohari menanggapi kisah Septea tersebut.
Terkait hal tersebut, Hamim mempersilakan Septea untuk menghadap Pangdam Jaya karena menurutnya panitia seleksi tersebut adalah Kodam Jaya.
"Silakan yang bersangkutan menghadap Pangdam Jaya, karena panitianya di Kodam Jaya. Secara detail yang bisa menjelaskan adalah panitia," kata Hamim ketika dihubungi Tribunnews.com pada Jumat (1/9/2023).