News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sejarah Hari Ini

Hari Sejarah Nasional 2023: Mengenal Seminar Sejarah Nasional Pertama di Yogyakarta Tahun 1957

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembukaan Seminar Sejarah Nasional I di Yogyakarta pada 1957, sebagai tonggak lahirnya historiografi modern Indonesia - Mengenal seminar Sejarah Nasional pertama sebagai awal penemuan metode penulisan sejarah bangsa Indonesia, bertepatan Hari Sejarah Nasional 2023.

TRIBUNNEWS.COM -  Seminar Sejarah Nasional pertama menjadi awal penemuan metode penulisan sejarah bangsa Indonesia.

Peringatan Hari Sejarah Nasional berawal dari dimulainya Seminar Sejarah Nasional pertama pada 14 Desember 1957 di Yogyakarta.

Seminar Sejarah Nasional Pertama diadakan dengan tujuan untuk mengumpulkan berbagai pendapat dan saran sebagai pertimbangan untuk menyusun sejarah nasional Indonesia.

Seminar Sejarah Nasional Pertama penting untuk diadakan mengingat adanya dua sisi dalam perjalan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.

Dua sisi itu ialah pandangan dari pihak Belanda dan pandangan pihak Indonesia.

Lantas. bagaimana awal mula diadakanya Seminar Sejarah Nasional Pertama?

Baca juga: 20 Ucapan Hari Sejarah Nasional 2023, Diperingati pada 14 Desember

Simak asal usul Seminar Sejarah Nasional Pertama yang dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber berikut ini.

Seminar Sejarah Nasional Pertama Tahun 1957

Mengutip Kemendikbud, perdebatan tentang perspektif sejarah sudah dimulai sejak tahun 1928.

Pada tahun itu, Bung Hatta mengecam keras pelajaran sejarah yang diberikan di sekolah-sekolah pemerintah, di mana nama-nama para pahlawan Belanda diajarkan seakan sebagai perumus kebanggaan kultural Indonesia.

Pada tahun 1930 Bung Karno memperkenalkan visi kesejarahan yang romantis (romantic historical vision): masa lalu yang gemilang, masa kini yang gelap gulita, dan masa depan yang penuh harapan.

Nanti pada tahun 1950-an romantisisme Bung Karno akan mendapatkan kematangan keilmuan di tangan Yamin dengan konsep Pancawarsanya.

Di sisi lain, dinamika tentang perspektif sejarah pun terjadi pada sejarawan asing.

De Graaf pada tahun 1940 mengecam dengan keras kecenderungan Neerlando-sentris yang dilihatnya masih menguasai penulisan sejarah tentang daerah yang masih disebutnya sebagai Hindia Belanda.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini