Dinasti Sonbai merupakan salah satu dari banyak kerajaan yang ada di Nusa Tenggara Timur pada abad ke-18 masehi.
Di tengah tekanan dan dominasi pemerintah kolonial untuk menguasai wilayah-wilayah Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur, Sonbai adalah salah satu dinasti yang paling keras melawan.
Perlawanan Dinasti Sonbai pun berlangsung selama tiga generasi raja.
Di antara raja-raja Sonbai yang keras menolak tunduk kepada Belanda adalah Raja Sonbai I, Sobe Sonbai II, dan Sobe Sonbai III.
Baca juga: Anies Dukung Eyang Hasan Maolani Jadi Pahlawan Nasional
Perlawanan Sonbai I
Pada dasarnya, perlawanan rakyat NTT terhadap Belanda telah berlangsung di berbagai wilayah.
Misalnya, masyarakat Lidak di Belu melakukan perlawanan pada 1857. Namun, perlawanan masyarakat Lidak berlangsung singkat karena sangat tertindas.
Di sisi lain, Dinasti Sonbai telah menentang Belanda jauh sebelum adanya perlawanan masyarakat Lidak.
Dinasti Sonbai telah menentang upaya ikut campur tangan Belanda terhadap wilayah NTT paling tidak sejak tahun 1700-an di bawah kekuasaan Raja Sonbai I.
Beberapa upaya perlawanan yang dilakukan Raja Sonbai I adalah dengan menolak menandatangani perjanjian kerja sama dengan Belanda.
Atas sikap kerasnya tersebut, Belanda benar-benar menganggap Dinasti Sonbai di bawah kekuasaan Raja Sonbai I, adalah tantangan besar.
Salah satu cara yang dilakukan Belanda untuk meredam perlawanan Dinasti Sonbai adalah dengan menangkap sang raja. Ia kemudian diasingkan ke Batavia dan meninggal pada 1785.
Meskipun Raja Sonbai I telah meninggal, bukan berarti perlawanan terhadap Belanda juga padam.
Dinasti Sonbai justri melakukan perlawanan kian keras terhadap Belanda.