Oh tidak, Pak ya. Pak, apakah memungkinkan Pak Prabowo Subianto melakukan komunikasi politik dengan Pak Ganjar tanpa melalui partai, Pak?
Oh komunikasi. Kalau cuma komunikasi ketemu, dimanapun bisa. Umpama kami seringkali kondangan juga bertemu dengan siapapun. Saya kira kalau kita berbicara bangsa dan negara, komunikasi wajib.
Kan kita ini anak-anak bangsa. Kita itu kan bukan musuh. Kita ini kan bukan musuh.
Musuh kita itu tadi yang dikatakan oleh Bu Mega, bagaimana global warming, musuh kita itu bagaimana kita mendorong agar rupiah kuat, bagaimana perdamaian dunia, bagaimana nasib negara ini, apakah akan bisa menuju Indonesia emas atau tidak. Musuh kita itu adalah diri kita yang kemudian mesti punya prestasi untuk bisa menciptakan masyarakat dan menjadi negara kuat dan maju. Kan bukan musuhnya diantara kita.
Saya dengan Pak Prabowo, katakan kalau dikatakan diantara tanda petik bermusuhannya ya dalam kontestasi ini. Kalau sudah selesai, kita sama-sama anak bangsa. Tapi kami belum berkomunikasi.
Jadi kalau ada gak peluang untuk berkomunikasi, namanya komunikasi boleh-boleh saja.
Pak, apakah memungkinkan juga Pak Prabowo meminta Pak Ganjar untuk membantu beliau di dalam pemerintahan, Pak? Memungkinkan gak itu, Pak?
Satu, komunikasi. Dua, substansi.
Kalau komunikasi, boleh. Siapapun ya. Tapi kalau substansi, pasti masing-masing punya penilaian.
Dan saya kira, saya pernah dibawa wawancara seorang wartawan juga. Setelah itu, apakah Pak Ganjar akan bergabung? Jawaban saya, saya memberikan kesempatan kepada para pemenang untuk menentukan kabinetnya. Dan akan sangat baik kalau saya tidak di situ.
Satu, kalau hari ini KPU menentukan, ini kan koalisinya, kerjasamanya gemuk sekali. Pasti semua akan menaruh orangnya, meminta lebih banyak kadernya untuk bisa duduk. Pasti itu.
Tidak mungkin tidak. Siapa dapat apa, kapan, berapa, di mana, dalam sebuah politik yang pragmatis, pasti akan terjadi. Dan itu biasa saja.
Maka kemudian saya berikan ruang itu. Kalau Ganjar di sana kan nanti ada jantah kursi orang lain diambil. Jadi akan jauh lebih baik buat saya, saya di luar pemerintahan.
Karena di luar pemerintahan itu juga bisa melakukan check and balances. Dan saya kira sama-sama terhormatnya. Jadi saya akan sekali lagi menghormati Pak Prabowo, Mas Gibran untuk memutuskan kabinetnya, jadi alangkah baiknya kalau kita, saya setidaknya di luar.