Hanya saja, perolehan suara dari Afriansyah Noor kalah dari Fahri Bachmid melalui mekanisme voting.
"Voting dari voting dihasilkan rapat itu pemilihan saya dapat 20 suara, pak Fahri Bachmid itu 29 suara, dari 29 suara menanglah Fahri Bachmid," ucapnya.
Namun, dalam rapat penentuan Pj Ketua Umum itu, Yusril yang statusnya bukan lagi pimpinan PBB justru menjadi ketua rapat.
Yusril justru memberikan keputusan atas rapat penetapan Pj Ketua Umum PBB.
"Cuma karena ingin suasana kondusif, saya menenangkan pendukung saya 'sudahlah enggak usah ribut-ribut', kemudian kita bersepakat, yang mencoblos pun pak Yusril, jadi unsur yang mencoblos dari DPP itu pak Yusril, harusnya bisa salah satu wakil ketua umum atau siapa, tapi karena saya juga tidak menginginkan tidak ada ribut-ribut saya bilang sudah lah," jelasnya.
Lalu, pada Senin 20 Mei 2024, ada pihak yang mengaku diutus oleh Yusril datang ke Kantor PBB untuk meminta kop surat dan stempel kepada kepala sekretariat.
Dirinya merasa janggal dengan kondisi tersebut. Dia meminta kepada kepala sekretariat untuk memastikan kepada Yusril.
"WA nya saya masih simpen screenshootnya, betul yang menyuruh adalah pak Yusril meminta kop surat dengan stempel. Saya tidak punya pretensi, tidak punya pikiran apa-apa, tidak ada, tidak ada prasangka apa-apa, udah kasih," ungkap Afriansyah.
Namun, kop surat dan stempel itu dijadikan sampul untuk menyerahkan surat perubahan susunan pengurus DPP PBB termasuk Afriansyah sebagai Sekjen ke Kemenkumham.
Afriansyah lantas mengetahui kabar tersebut dari orang yang dia kenal di Kemenkumham kalau ternyata nama dia sudah diganti dari kursi Sekjen PBB.
"Apa yang terjadi, yang terjadi adalah ada surat pengajuan usulan oleh ketua umum Yusril Ihza dengan wakil sekjen. Saya ketawa saja, bisa enggak saya minta surat usulan itu? Mereka enggak kasih," tutur dia
"Harusnya yang mengusulkan itu ketua umum yang lama dan sekjen, kenapa sekjen tidak ada? Mereka lapor "bang, nama abang diganti" kata teman-teman Kumham, saya ketawa saja. "oh begitu" saya bilang. Tetapi karena saya enggak punya bukti apa-apa, saya diam saja. Saya enggak percaya," ucapnya.
Atas kondisi ini, Afriansyah menilai ada kejanggalan dari penetapan jabatan Sekjen DPP PBB yang baru dengan penunjukan Mohammad Masduki.
Sebab, dalam surat usulan ke Kemenkumhan itu ada tanda tangan dari Yusril yang sudah bukan lagi sebagai Ketua Umum PBB.