TRIBUNNEWS.COM - Politikus PDIP, Adian Napitupulu buka suara terkait disitanya buku catatan milik Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto saat diperiksa menjadi saksi oleh KPK.
Hasto Kristiyanto diperiksa menjadi saksi terkait kasus suap yang dilakukan oleh eks Kader PDIP, Harun Masiku yang hingga kini masih menjadi buronan KPK.
Adian mengungkapkan, buku catatan Hasto yang disita KPK itu ternyata berisi arahan-arahan dari Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Atas dasar itulah Adian mengaku kini PDIP harus waspada dan khawatir.
Pasalnya informasi yang ada di buku catatan Hasto itu bisa saja disalahgunakan oleh pihak lain.
Terutama informasi terkait strategi pemenangan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
"Ya kita kan begini ya, dalam buku itu kan banyak yang dicatat dan itu kan langkah-langkah partai. Kemudian arahan-arahan ketua umum terkait Pilkada, harusnya kan itu cukup kita saja yang tahu."
"Bahwa kemudian ketika ada orang lain tahu dan menggunakan informasi itu untuk kemudian mengantisipasi langkah-langkah taktik strategi kita."
"Boleh enggak kita menjadi waspada? Ya menurut gue harus waspada," kata Adian dilansir Kompas.com, Minggu (30/6/2024).
Lebih lanjut Adian mengaku heran, mengapa KPK harus menyita buku catatan Hasto yang dipegang oleh staf Hasto, Kusnadi.
Baca juga: Sekjen Hasto Diisukan Diganti Imbas Kasus Harun Masiku, Adian Yakinkan PDIP Solid
Adian pun menilai penyitaan buku catatan milik Hasto ini jelas tak sesuai dengan agenda acara pemanggilan Hasto sebagai saksi di Gedung KPK.
Karena buku catatan yang berisikan informasi partai hingga taktik PDIP harus ikut disita oleh KPK.
Untuk itu Adian mendesak KPK untuk bisa menjelaskan alasan mengapa harus menyita buku catatan Hasto.
Agar nantinya tidak menimbulkan persepsi liar di masyarakat.