Ustaz Anshori yang pada 1993 pernah dipanggil Abdullah Sungkar, pendiri dan Amir (Pemimpin) Jamaah Islamiyah ke Malaysia, juga meminta maaf ke aparat keamanan, pemerintah dan rakyat Indonesia, semua yang pernah dilakukan jamaahnya dan telah menyulitkan negara.
"Kami minta maaf yang sebesar-besarnya kalau kami, Al Jamaah Al Islamiyah, dengan sekian banyak kasus-kasus yang menyulitkan negara, menyibukkan negara, yang seharusnya tidak kami lakukan, tetapi dengan ilmu dan kesadaran ini, alhamdulillah, khususnya kepada bangsa Indonesia, kami minta maaf sebesar-besarnya," kata Abu Fatih.
Lalu apa kata pengamat menanggapi bubarnya Jamaah Islamiyah ini?
Berikut pandangan Khoirul Anam, Peneliti dan Pemerhati Terorisme Indonesia:
Secara pribadi saya yakin sekali dan percaya mereka bubar beneran. Pertama karena keputusan ini berasal murni dari mereka. Tidak ada pihak dari luar yang menekan atau memaksa mereka.
Baca juga: Singapura dan Malaysia Soroti 16 Pentolan Jemaaah Islamiyah di Indonesia Deklarasi Bubarkan Diri
Jadi ini murni keputusan mereka. Ketika saya bertanya kepada petinggi JI, mereka menjawab alasannya satu, karena ilmu.
Sejak awal, JI agak berbeda dengan kelompok radikal terorisme lainnya. Menurut pengakuan mereka, JI hanya berlandaskan pada ilmu.
Alasan dulu mendirikan JI adalah karena ilmu. Jadi sekarang mereka harus membubarkan diri, menyudahi organisasi ini dengan alasan sama, yaitu ilmu.
Mereka sudah berusaha lama mengkaji doktrin-doktrin, ajaran yang mereka ikuti, misal tafsir tentang jihad, konsep al wala’ wal bara’.
Kemudian mereka sampai pada keputusan terbaik saat ini, bubar atau membubarkan organisasinya.
Proses ini berlangsung lama, bahkan sejak akhir 1990an. JI kan didirikan bersama-sama oleh Abdullah Sungkar, Abu Bakar Baasyir, dan Abu Rusydan.
Dinamika lalu terjadi. Pada 1999, Abu Bakar Baasyir keluar dari JI, dan merasa sudah membubarkan Jamaah Islamiyah.
Alasan keluar dari JI, karena Abu Bakar Baasyir berpandangan jihad yang dilakukan JI seharusnya sudah tidak siri atau rahasia lagi.
Tapi pandangan itu ditentang orang-orang JI.
Tahun 2003, ketika sudah terjadi berbagai aksi teror bom yang diikuti penangkapan-penangkapan, wacana pembubaran mencuat lagi.