Ia bersama kedua anak itu belum pernah melihat Paus Fransiskus secara langsung.
Hal tersebut dikarenakan mereka datang hampir terlambat karena sebelumnya mereka berdoa dulu di Gereja Katedral.
Namun, konsisi Gereja Katedral sedang dipersiapkan untuk menyambut kedatangan Paus.
Diketahui, Ezra mengalami autisme, sedangkan Samuel tuli atau kesulitan mendengar.
Pada saat itu doa mereka terkabul untuk bertemu dengan Paus, karena posisinya mereka berdiri agak di depan.
Sambil mengangkat sebuah banner bertuliskan “Welcome Pope Francis,” dua anak ini berdiri di depan pintu Monas.
Kemudian, Paus keluar dan sempat tersenyum dan melambaikan tangan ke arah mereka berdua.
Warga asal Malaysia: Tidak Sengaja
Antusiasme warga sangat besar untuk mengunjungi Gereja Katedral Jakarta, Jakarta Pusat.
Kendati demikian, warga hanya dapat berkunjung di luar gerbang gereja.
Satu di antara pengunjung Gereja Katedral yaitu Catherine (73) seorang warga Malaysia.
Ia mengaku berkunjung ke gereja bukan semata-mata untuk menemui Paus Fransiskus.
Catherine menjelaskan maksud kedatangannya ke Indonesia, sejatinya memang sering berkunjung ke Indonesia, karena anaknya bekerja di Indonesia.
"Tidak, tidak. Tidak sengaja. Kita di Malaysia tidak tahu dia akan singgah di Indonesia," kata Catherine saat ditemui di luar gerbang Gereja Katedral Jakarta.
"Kemudian semalam, ketika saya baca WhatsApp semua, eh, Paus datang. Jadi saya datang hari ini," pungkasnya.
(mg/alinda tyas praftina)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).