Terakhir adalah Leni Andriani Surunuddin yang lolos ke Senayan sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Dalam rekapitulasi KPU Sultra, ia meraih 156.919 suara dan mengunci satu dari empat kursi DPD.
Penjelasan Surunuddin
Surunuddin menyampaikan, kunci terpilihnya para anggota keluarganya ada beberapa hal.
Pertama, keluarga besar telah solid sejak awal. Keluarga besarnya tersebar di Konawe, Konawe Selatan, hingga Kendari. Hal ini memudahkan tahapan selanjutnya.
Tentunya kalau dibilang mendompleng nama saya, itu tidak bisa dihindari karena mereka keluarga. (Surunuddin)
Menurut dia, modal sosial juga tertanam sejak lama.
Nurlin dan Aksan merupakan petahana untuk DPRD Sultra.
Sementara Leni pernah maju pada periode sebelumnya dan memiliki basis puluhan ribu suara. Adapun Adi saat ini juga berkarier di bidang politik.
”Tentunya kalau dibilang mendompleng nama saya, itu tidak bisa dihindari karena mereka keluarga. Secara pengalaman juga saya di legislatif 15 tahun, dan hampir 10 tahun sebagai bupati. Kalau orang mengingat dan memilih keluarga kami, itu adalah hasil investasi sosial,” ujar Surunuddin dikutip dari Kompas.id.
Terkait strategi dan logistik, Surunuddin tidak membantah bahwa dirinya turut terlibat. Sejak awal ia memberi saran daerah pemilihan yang tidak saling bentrok dengan lainnya. Ia juga membantu untuk biaya kampanye keluarga.
”Tapi, tidak seberapa (biaya) membantunya. Saya bilang dari awal, kalau kalian mau maju jangan pernah ganggu saya. Silakan berusaha sendiri, bermodalkan modal sosial yang terbangun sejak lama. Tidak ada saya intervensi di lapangan,” tuturnya.
Menurut Surunuddin, untuk terpilih diperlukan jejak panjang di masyarakat.
Tidak hanya memiliki biaya, tetapi juga investasi sosial di masyarakat. Sebab, para pemilih juga telah melek politik dengan berbagai saluran pengawasan yang terbuka.
Terpilihnya empat anggota keluarga tentu dekat dengan anggapan politik dinasti.