Sempat berbincang dengan penjaga loket, Tribun mendapati bahwa harga tiket yang harus dibayar calon penumpang lebih tinggi dari harga yang ditetapkan oleh Pelni. Untuk tiket kapal untuk tujuan Makasar, Tribun harus membayar sebesar Rp 235 ribu.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Tribun, penjaga loket tempat dimana Tribun membeli tiket mengungkapkan bahwa untuk pembelian tarif tiket ke Palu (Pantoloan) hanya berkisar antara Rp 170 ribu saja. Sedangkan untuk tiket ke Makasar dengan jadwal pemberangkatan Kamis (28/9) hanya sebesar Rp 275 ribu.
"Kalau dibawa sopir travel, harganya memang lain kalau sama travelnya, memang tinggi biasanya sama travelnya," katanya.
Saat dikonfirmasi mengapa harga tiket tidak dicantumkan, pihaknya berdalih bahwa memang tidak ada harga yang harus dicantumkan. Bila calon penumpang hendak membeli tiket, maka disarankan untuk menelpon secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
"Kalau masyarakat ingin tahu harga harga tiket pengen lihat harga‑harganya perubahan harga‑harganya itu ya nggak bisa, kalau tiket kapal itu stag (tetap) segitu-segitu saja nggak naik nggak turun," katanya.
Sementara itu, agen tempat Arliani membeli tiket, Nur Alam menyebutkan bahwa selisih harga yang harus dibayar tersebut merupakan biaya pembayaran calo dan asuransi yang tidak tercatat dalam tariff tiket.
Sedangkan saat ditanya terkait tariff tiket yang sengaja diblurkan dengan cara distempel, pihaknya mengungkapkan harga yang tertera sebagaimana ia sebutkan.
"Tiketnya tadi Rp 235 itu termasuk asuransi kalau asuransi itu wajib. Harganya memang segitu nggak turun, kalau ada calon penumpang yang membayar lebih dari itu, mungkin penumpang membeli tiket melalui calo, atau ada yang mengurus, biasanya pihak travel jadinya mahal," katanya.
Menurutnya, pihaknya sama sekali tidak mempedulikan berapa tiket dijual oleh calo. Menurutnya, selisih yang diambil oleh calo merupakan penghasilan yang didapatkan oleh calo.
"Kita nggak ngurusin orang. Kadang orang jual berapa ya terserah saja karena dia yang antar ya yang namanya juga cari uang," katanya.
Salah satu calo yang ditemui Tribun, Aris, mengungkapkan bahwa harga tiket kapal tidak berubah, namun saat ini pembelian tiket tidak lagi berada di dalam area pelabuhan dan harus di luar.
Peluang tersebutlah yang dimanfaatkan oleh Aris untuk mencari nafkah dengan menawarkan jasa membelikan tiket calon penumpang yang sudah berada di area pelabuhan agar tidak perlu bersusah payah membeli tiket di luar pelabuhan.
"Harga tiketnya nggak berubah berubah, tapi sekarang kalau membeli tiket nggak ada di dalam harus di luar, kita bantu orang di dalam pelabuhan untuk membelikan tiket," katanya. (ald)