Dalam tiga hari itu, ia sempat mengantar Aziz ke Lamalera dan menemui keluarga yang memiliki muntahan ikan paus tersebut.
Abar itu masih dalam kondisi mentah, karena baru didapatkan dari muntahan ikan paus satu minggu sebelumnya.
Saat ditimbang, kata Yos, abar milik keluarga Silvester itu seberat 9 kg.
Dan dari transaksi yang dilakukan, abar itu dijual seharga Rp 650 juta lebih.
Yos menyebutkan, pada akhir Maret 2018 lalu, masyarakat Lamalera juga menjual abar langsung ke Jakarta dengan harga di atas Rp 1 miliar.
"Sekarang ini memang banyak orang yang datang mencari abar di Lembata. Para pembeli itu datang langsung dari negaranya. Setelah mendapatkan abar, mereka lalu pulang. Abar itu untuk pembuatan parfum," tutur Yos.
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMP Apps Lamalera, Alfons Guma, juga membenarkan hal tersebut, ketika dihubungi Pos Kupang secara terpisah melalui ponselnya, Kamis (19/4/2018).
Alfons merupakan warga Dusun Lamamanu, Desa Lamalera A, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata.
Baca: Kecelakaan di Yamanashi Jepang, 7 WNI Terluka, Satu di Antaranya Dilarikan ke RS Pakai Helikopter
Alfons menyebutkan dirinya tak melihat langsung transaksi jual beli abar itu. Namun masyarakat Lamalera tahu akan hal tersebut.
Dikatakannya, masyarakat Lamalera memang pemburu ulung mamalia paus.
Namun orang Lamalera sendiri jarang mendapatkan benda tersebut.
Hanya orang beruntung saja yang mendapatkan muntahan itu, termasuk Silvester Tufaona dan awak peledang miliknya.
Baca: Bayinya Dirawat akibat Meningitis, Nurul dan Lenny Bingung Cari Uang Rp 250 Juta