Banjir lahar dingin bisa terjadi kapan saja saat peningkatan Merapi seperti sekarang ini.
Penambang pasir tradisional lain, Sawaldi (24) menuturkan dirinya dan penambang lain bisa dikatakan mengantongi pengetahuan kapan terjadinya banjir lahar dingin terjadi, meskipun hal itu tidak pasti.
"Kalau hujan deras di sini atau di puncak gunung, kami tidak berani menggali pasir dan batu. Kami naik dari sungai dan bergegas pulang," ucapnya.
Jika terjadi hujan lebat, dikhawatirkan banjir lahar dingin juga terjadi.
Para penambang sudah mengetahui kapan waktunya mereka menghentikan pekerjaan.
Disinggung penambang skala besar yang menggunakan alat berat, Sawaldi menjelaskan penambang jenis itu tidak diperbolehkan menambang di alur Kali Woro.
"Itu bisa merusak. Ya merusak sungai juga merusak mata pencaharian kami sebagai penambang tradisional. Makanya mereka tidak diperbolehkan menambang di sini," ucapnya. (tim)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Berkah Pasir Merapi bagi Penambang Tradisional