"Ini merupakan kali kedua saya datang ke kirab ini dan saya sudah menunggu disini sejak jam tujuh malam," ujar Tatik Tia.
Tatik Tia mengaku mendapatkan janur di kirab pusaka tahun ini.
"Ya, katanya kalau dapat janur bisa cepat dapat jodoh," tutur Tatik Tia.
Kungkum di Tugu Soeharto
Di tempat terpisah, ribuan orang beramai-ramai mengunjungi sepanjang Jalan Menoreh Timur IV, Bendan Dhuwur, Gajahmungkur, Kota Semarang, tepatnya di sekitaran Tugu Soeharto, Sabtu (30/8/2019) malam.
Mereka datang di acara Gebyar Tahun Baru 1441 Hijriyah 2019, perayaan 1 Muharram atau lebih sering dikenal di Jawa dengan Malam Satu Suro.
Keramaian ada di beberapa titik, yaitu di Tugu Suharto, di sungai tempat pertemuan antara Kaligarang dan Kali Kreo dan di jembatan di atas tugu.
Di sana tersaji berbagai macam kuliner dan lapak yang menjual barang-barang sehari-hari.
Terdapat juga sebuah panggung hiburan bernuansa Islam yang berada di sebelah SPBU Sampangan Baru.
Keramaian itu berlangsung hingga larut malam.
Menurut seorang panitia penyelenggara yang juga pengurus LPMK setempat, Didot Supardi, acara rutin tahunan itu bertujuan untuk menghilangkan kesan mistis Malam Satu Suro oleh sebagian orang.
"Isi acara lebih bersifat Islami karena kami ingin mengubah mindset orang-orang bahwa ini bukan kegiatan yang berbau mistis," ujarnya kepada Tribunjateng.com.
Pihaknya berupaya akan menjadikan event tersebut menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kota Semarang.
"Ada penampilan rebana, pengajian anak-anak, kemudian makanan-makanan dan lapak dari para pengusaha yang tempatnya kami sediakan," imbuhnya.
Baca: Uki Hijrah dan Terjun ke Dunia Bisnis Baju Usai Hengkang dari NOAH
Baca: Kasus Pembunuhan 4 Bersaudara di Banyumas, Edi Pranoto Selamat karena Tak Tinggal Bersama Misem