"MSP tinggal di rumah seorang pegawai Dinkes Seluma, di Sawah Lebar, Kota Bengkulu," ujar Yayan Sudianto, Sakti Peksos Kemensos RI yang intens mendampingi korban.
Menurut Yayan, semua pihak sudah berperan sesuai dengan tugas masing-masing dalam menangani kasus kekerasan terhadap anak ini.
Dinkes sudah memeriksa kesehatan MSP dan diketahui korban menderita talesemia.
"Dinkes fokus pada kesehatan, Sakti Peksos Kemensos dan Dinsos ke rehabilitasi sosial.
Pemda fokus pada rumah perlindungan anak dan solusinya," tambah Yayan.
Yayan mengatakan, korban masih mengalami trauma.
Korban agak takut bertemu dengan orang yang baru dikenal, terlebih pada ibu-ibu.
"Ia paling takut melihat emak-emak (ibu-ibu) yang baru dikenal," ujar Yayan.
Namun, secara umum, menurutnya, kondisi kejiwaan korban di tempat yang baru mulai stabil.
Korban mudah beradaptasi dan memilik sifat periang serta agresif.
"Untuk rehab psikis sepertinya tidak membutuhkan waktu lama asal lingkungan baru mendukung, dan jangan ungkit lagi kisah pilunya.
Yang agak lama mungkin pemulihan kesehatannya," tambah Yayan.
Dalam jangka panjang bila memungkinkan dan sudah pulih, korban akan dititipkan di panti asuhan anak.
Ia berharap korban cepat sembuh dan dapat bersekolah kembali. "Cepat sembuh dan sekolah lagi.