Enam korban juga merupakan petugas Satpol PP Provinsi Bangka Belitung.
"Semua sampai saat ini belum ada luka serius masih bisa kami tangani. Penyebabnya kena pukul kayu atau senjata tajam parang. Semuanya sudah kami ditangani," ujarnya saat ditemui Posbelitung.co Sabtu (2/11/2019) seperti dikutip dari Bangka Pos Grup.
1. Nurul Ihsan (40) dari Pangkalpinang
Mengalami luka di bagian kepala.
Dari pengakuan, ia dipukul menggunakan kayu.
Saat ini sudah ditangani, ada enam jahitan di kepala.
Saat ini pasien sedang istirahat di UGD.
2. Handi Pamungkas (35) dari Jakarta
Mengalami luka memar di lengan kanan. Tidak ada luka serius.
3. Mustarifah (21) Bangka Tengah
Mengalami luka di jari tengah dan telunjuk dan tulangnya keluar.
Tapi pihak RSMJ belum memastikan lebih lanjut karena sekarang pasien sedang dibawa ke ruang radiologi.
4. Permana Yusuf (39) dari Sungailiat
Mengalami cedera kepala belakang.
Pasien mengatakan agak pusing dan muntah. Saat ini sedang di rontgen.
5. Pak Iim (33) dari Pangkalpinang
Mengalami luka robek di kepala sudah dievakuasi dan dijahit.
Juga mengalami bengkak lengan kiri tapi belum dipastikan apakah mengalami patah tulang.
Saat ini sedang di ruang UGD menunggu hasil rontgen.
6. Darmawi (40) Pangkalpinang mengalami luka di perut kiri dan bengkak tangan kiri.
"Saya baru dapat info dari Direktur RSUD bahwa di lokasi saat ini masih ada Wakil Gubernur yang mengalami cedera hidung dan sekarang masih di lokasi kejadian," tambah dia.
Berdasarkan pantauan Posbelitung.co, anggota Satpol PP Provinsi Bangka Belitung sedang berada di depan ruang UGD.
Di video
Sementara itu dilaporkan Kompas.com, ideo yang diterima Kompas.com dari Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie, tampak tujuh mobil, termasuk mobil Abdul rusak parah.
Seorang pria yang merekam kejadian itu mengatakan, rombongan terkepung oleh massa yang berbuat anarkistis.
Bahkan, ada sebagian rombongan yang harus menyelamatkan diri ke hutan.
"Inilah tugas Satpol PP yang sangat-sangat berisiko. Kita tidak tahu di hutan sana nasib kawan-kawan kita," ujar pria yang merekam video tersebut.
Dalam rekaman juga tampak empat petugas Satpol PP yang selamat dalam insiden itu.
"Ada beberapa anggota kami yang selamat dan ada beberapa yang terkepung di hutan," ujar pria itu.
Sebelumnya diberitakan, rombongan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Abdul Fatah dievakuasi dengan berjalan kaki setelah sekelompok orang merusak kendaraan dinas yang ditumpangi.
Aksi anarkistis terjadi saat Abdul Fatah dan anggota Satpol PP mendatangi kawasan tambang timah tanpa izin di Belitung, Sabtu.
Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie membenarkan kabar kejadian itu.
Diketahui ada tujuh mobil yang dirusak massa.
"Untuk detailnya saya masih cek dulu karena sedang dinas luar," kata Isyak saat dikonfirmasi, Sabtu.
Tujuh Mobil Rusak, Termasuk Mobil Dinas Wakil Gubernur
Ada beberapa mobil kendaraan yang digunakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengalami kerusakan di tempat parkir atau berada tidak jauh dari lokasi pelaksanaan razia oleh petugas, Sabtu (2/11/2019).
Dari informasi, mobil yang mengalami kerusakan tersebut satu unit mobil truck Dalmas warna coklat milik Satpol PP Belitung Timur, satu unit mobil truk warna kuning milik Dinas Kebersihan Kabupaten Belitung Timur dan satu unit mobil CRV warna putih yang digunakan Wakil Gubernur Provinsi Bangka Belitung Abdul Fatah.
Tiga kendaraan tersebut, merupakan mobil berplat merah. Sedangkan untuk mobil lainnya yaitu berplat hitam yang rusak, mobil Avanza warna hitam, mobil Suzuki R3 warna abu-abu, Suzuki R3 warna putih dan mobil Hailux double kabin warna hitam.
Seluruh mobil - mobil itu mengalami kerusakan di bagian kaca, alias kaca pecah, baik di bagian kaca depan maupun bagian kaca samping kiri kanan dan belakang.
Gubernur Akui Penertiban Tambang Ilegal Bukan Perkara Mudah
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman sangat menyayangkan peristiwa pengepungan Wakil Gubernur Babel Abdul Fattah dan rombongan Satpol PP Babel di Sijuk, Belitung, Sabtu (2/11/2019).
Apalagi massa yang tidak senang ada penertiban tambang ilegal mengamuk dan merusak tujuh mobil termasuk kendaraan yang ditumpangi wagub.
Erzaldi menyebutkan, kejadian ini membuktikan upaya Pemprov Babel untuk melakukan tata kelola tambang timah bukan perkara mudah.
Menurutnya, pemda akan mendapatkan benturan dan penolakan yang penuh risiko.
"Saya prihatin dan menyayangkan kejadian ini, apalagi sampai ada petugas Satpol PP terluka," ujar Erzaldi, Sabtu malam.
Selanjutnya, dia akan berkoordinasi dengan Forkopimda untuk membahas dan menyelesaikan masalah tersebut.
Erzaldi sadar, pasir timah menjadi sektor yang tak bisa ditinggalkan untuk membantu perekonomian masyarakat.
Namun, pola penambangan yang harus ditata sesuai dengan aturan hukum di Indonesia.
Sekadar diketahui, penertiban tambang ilegal di Sungai Sengkelik, Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk berakhir ricuh.
Para petugas Satpol PP Babel dan Wagub Babel sempat dikabarkan dikepung masyarakat.
Dari video amatir berdurasi dua menit yang beredar, setidaknya ada tujuh mobil yang dirusak massa.
Satu di antarnya dilaporkan adalah kendaaran dinas yang digunakan Abdul Fatah.
Sejumlah petugas Satpol PP juga dikabarkan terluka akibat kejadian ini.(*)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Aksi Anarkis Penambang Ilegal di Desa Sijuk Berakhir Damai Ini Kesepakatan Kedua Belah Pihak, .
Penulis: Dede Suhendar