Keduanya berpisah di pelabuhan menuju ke Malaysia.
Nc berangkat terlebih dahulu sementara RA belakangan. Di Malaysia keduanya pun ditempatkan di rumah berbeda kemudian disalurkan kembali.
Vr mengaku selama di Malaysia diminta bekerja selama 20 jam dalam satu hari. Mulai dari bangun pukul 03.00 hingga tidur pukul 00.00 WIB. Pekerjaannya mulai dari bersih bersih rumah, memasak, dan menjadi buruh di toko.
• PRT yang Masukan Bayi ke Mesin Cuci Ternyata Kerja di Rumah Anak Mantan Wagub Sumsel, Ini Faktanya
"Majikan saya disana itu punya toko, saya bangun jam 3 subuh, menyapu, mengepel, memasak. Kemudian berangkat ke toko, diminta memikul beberapa karungan gula dan beras," katanya.
"Kemudian pulang jam 5 sore, dan melanjutkan pekerjaan di rumah, mulai dari memasak, menyetrika, masak makan malam dari lain sebagainya, majikan saya bilang kamu makan setelah kami makan, kamu tidur setelah kami tidur," katanya.
Vr mengaku berulangkali mendapatkan perlakuan kasar majikannya, mulai dari ditendang, diinjak, dijewer bahkan disiram air kotor. Majikan menganggap Vr tak patuh dan kerap melawan sehingga berbuat kasar.
Bahkan, Vr sempat disiram air bekas air cucian daging babi karena majikan menganggap melawan perintahnya. Dia mengaku tidak bisa berkomunikasi karena ponselnya disita oleh majikan.
"Semakin melawan saya semakin dianiaya, saya dimasukkan ke kamar, ditendang, ditampar bahkan diinjak menggunakan sepatu hak tinggi, hingga tempurung kaki memar-memar," katanya.
• Detik-detik PRT Masukkan Bayi Baru Dilahirkan ke Mesin Cuci, Saksi Sempat Diminta Ambil Handuk
Majikan sempat mengembalikannya ke agensi, beberapa hari di agensi dirinya kembali disiksa saat diserahkan ke pada majikan baru. Majikan kedua juga melakukan hal yang sama, bahkan sempat hendak dibuang ke hutan.
"Saya dibangunkan jam 01.00 dibawa ke mobil, lalu mau dibuang ke hutan. Saya melawan dan berontak. Katanya saya sudah dibeli Rp 35 juta. Kalau mau bebas saya harus membayar dulu uang itu," jelasnya.
Vr dan Nc berhasil diselamatkan setelah keduanya mengelabui majikan sewaktu diajak untuk memperpanjang paspor di Batam.
(TRIBUNJAKARTA/TRIBUNSUMSEL)