Namun kelompok yang belum sempat berkembang itu sudah ditutup oleh pemerintah.
Jika memang terbukti memiliki kepentingan yang meresahkan masyarakat.
Bani mengatakan nasib dari Keraton Agung Sejagat bisa sama.
"Mungkin nasibnya akan sama jika nanti berkembang sampai meresahkan masyarakat."
"Sedangkan mereka hanya 400-an orang yang tidak mungkin melawan seluruh rakyat Indonesia," tambah Bani.
Hingga kini Keraton Agung sejagat masih ramai diperbincangkan publik.
Bani juga mengatakan sudah ada keberatan terkait kelompok itu dari masyarakat.
"Saya sempat mendengar juga masyarakat Purworejo itu keberatan."
"Hal itu terkait dengan keyakinan masyarakat yang rata-rata muslim," ujar Bani yang juga menjadi Guru Besar Ilmu Budaya di Universitas Sebelas Maret (UNS).
Seperti diketahui Keraton Agung Sejagat kerapkali melakukan ritual 'kerajaan'.
"Misalnya mereka melakukan suatu ritual-ritual yang mencerminkan suatu tradisi kesyirikan hal itu akhirnya menimbulkan kemarahan dan menganggu masyarakat," tegas Bani.
Aktivitas Keraton Agung Sejagat menurut warga
Menurut penuturan warga, area rumah atau yang disebut keraton kerap melakukan aktivitas budaya.
Awalnya, warga sekitar tak menaruh curiga dengan keberadaan bangunan tersebut.