Gelar raja diberikan oleh Maskut Thoyib, Ketua Forum Komunikasi Raja-raja dan Sultan Nusantara.
Menurut Nurseno, kala itu Maskut Thoyib adalah kepala budaya di Taman Mini Indonesia Indah.
Pemberian gelas tersebut dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah yang disaksikan perwakilan keraton dan kesultanan Indonesia dan pemerintah.
Ia menegaskan, gelar raja diberikan bukan karena dia pernah mendirikan kerajaan, melainkan mendirikan padepokan silat di lokasi Kerajaan Kandang Wesi, Garut.
Hal senada juga dijelaskan Wahyudidjaya, Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut.
Menurut Wahyu, gelar raja adalah bentuk penghormatan kepada Nursenon yang dianggap berhasil mengembangkan Padepokan Syah Bandar Karimadi.
“Kita sudah konfirmasi ke Forkopimcam (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan), mereka mengakui Nurseno orang Pakenjeng, tapi bicara kerajaan tidak ada, yang ada adalah padepokan,” katanya.
Selain itu, Nurseno dikenal sebagai pelestari budaya dan menjalankan ajaran Islam seperti umat Islam pada umumnya.
“Jadi tidak ada kerajaan yang seperti di Jateng, gelar rajanya hanya penghargaan dari komunitasnya, (bentuk) kerajaannya sendiri lebih pada pendekatan budaya, makanya tidak ada pertentangan dari masyarakat disana,” katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kerajaan Kandang Wesi di Garut, Padepokan Silat dan Tempat Pembuatan Senjata di Masa Padjadjaran