Terlebih dari pembina dan para orangtuanya.
Namun tak lama, kejadian itu terbongkar ketika salah satu siswa kelas VII mendatangi para pembina.
Siswa itu datang bersama orangtuanya, pada Jumat, 21 Februari 2020.
Para pembina pun menyikapi laporan tersebut dengan memanggil seluruh siswa kelas VII.
Termasuk dua kakak kelas sebagai 'pelaku' untuk diminta keterangan lebih lanjut.
Kemudian, pada Selasa (25/2/2020), sekitar pukul 09.00 WITA hingga 11.15 WITA, para pembina dan orangtua siswa
mengadakan pertemuan.
Pertemuan itu dihadiri oleh seluruh siswa kelas VII dan dua kakak kelas tersebut.
Kala itu permasalahan tersebut telah dibicarakan secara terbuka dan jujur dalam pertemuan.
Deodatus mengatakan, pihak Seminari telah meminta maaf atas kejadian yang dialami 77 siswa di hadapan orangtuanya.
Dua kakak kelas itu pun dikeluarkan dari Seminari Bunda Segala Bangsa.
Seminari juga mendampingi para siswa kelas VII untuk pemulihan mental dan menghindari trauma.
(Tribunnews.com/Maliana/Larasati Dyah Utami, Kompas.com/Nansianus Taris)