Setelah makan, ia diberi minum oleh G.
"Menurut saya, minumannya sudah dikasih obat. Soalnya setelah itu saya benar-benar nggak berdaya. Sampai kos langsung capek dan mengantuk. Saat aksinya, saya nggak bisa memberontak sama sekali. Bisa jadi karena faktor capek, di-support sama obat tidurnya," kata SW.
Korban Diimbau Melapor
Sebelumnya, Polda Jatim membuka posko pengaduan korban fetish kain jarik dan memberikan pendampingan psikologis.
Hal ini dikatakan Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum, AKBP Lintar Mahardono. Dia mengimbau terduga korban segera melapor dan tidak perlu takut.
"Kami ada pendampingan psikologi dari biro psikologi kepolisian. Jadi jangan takut melapor, identitas akan kita rahasiakan," ujar Lintar, Senin (3/8/2020).
Psikolog maupun psikiater sekarang ini sudah siap di biro psikologi Polda Jatim.
Baca: Rektor Resmi DO Gilang Pelaku Fetish Kain Jarik, Keluarga Terima Keputusan Unair
"Apabila diperlukan kami siapkan pendampingan psikiater biro psikologi," katanya.
Lintar mengingatkan masyarakat untuk senantiasa waspada. Karena, berbagai modus baru kerap dilakukan pelaku pelecehan hingga kekerasan seksual. (tribunjakarta/surya/kompas)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Pelaku Fetish Kain Jarik Akhirnya Di-DO, Begini Respon Orangtua saat Tahu Anaknya Dikeluarkan