Sebelum bertemu, Kapolres Jembrana Ketut menyamar sebagai sopir pikap.
Ia mengajak seorang anggotanya Kanit I Satreskrim Polres Jembrana, IPTU I Gede Alit Darmana.
"Saya yang nyopir, nah anggota saya, Alit ini, saya suruh dampingi. Jadi saya sopir sendiri pikap itu. Jadi dari ketemu kami mutar dulu ke Sebual, terus akhirnya sampai di TKP," ungkapnya.
Dari TKP sampai bertemu dengan tersangka utama, Ketut mengaku ada perasaan takut ketika penyamarannya ketahuan.
Sebab, bisa jadi tersangka utama mengenal dirinya.
Ternyata tersangka utama tidak mengenalinya hingga akhirnya anggota reskrim meluncur dan menangkap ketiga tersangka di TKP daerah Sawah Gede Lingkungan Terusan, Kelurahan Lelateng.
Tersangka Agus mengakui, tidak menyadari Kapolres Jembrana Ketut ketika masih di dalam mobil.
Setelah Kapolres Jembrana turun baru dirinya sadar bahwa itu orang nomor 1 di Korps Bhayangkara, Jalan Pahlawan, Kecamatan Jembrana.
Saat itu dirinya sudah pasrah ketika petugas satreskrim lainnya membekuknya dan dua anak buahnya.
"Waktu di dalam mobil saya nggak tahu kalau itu bapak. Pas turun, saya sudah pasrah. Saya tahu bapak kapolres, karena dulu saya pernah ketemu bapak," akunya.
Agus pun mengaku khilaf melakukan pencurian Harley Davidson itu.
Selain mencuri, ternyata ia mencederai pertemanan dengan korban.
Yang ternyata korban dan tersangka utama Agus itu memiliki kedekatan pertemanan.
Pencurian didasari faktor ekonomi, dimana usahanya tidak berjalan dan mesti membayar utang.
"Faktor ekonomi, pak. Memang sudah direncanakan, pak," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Cerita Kapolres Jembrana Nyamar Jadi Pembeli Moge dan Tangkap Pencuri Harley Davidson,